Harga DMO untuk PLN Dievaluasi, Ini Usulan Produsen Batu Bara
Pengusaha sektor batu bara menyambut baik rencana pemerintah yang akan mengevaluasi harga untuk kewajiban pasar domestik atau domestic market obligation (DMO). Khususnya untuk pembangkitan listrik PLN yang saat ini dipatok di level US$ 70 per ton.
Manager Legal & External Affairs Arutmin Indonesia Ezra Sibarani mengapresiasi rencana yang akan dilakukan pemerintah tersebut. Namun ia juga berharap supaya kajian mengenai harga DMO batu bara turut melibatkan industri dan PLN.
Pasalnya, sulit bagi produsen menentukan harga DMO batu bara yang ideal untuk sektor kelistrikan. Mengingat, selain harga batu bara yang bersifat fluktuatif, ketahanan energi di dalam negeri juga turut menjadi perhatian para produsen.
"Kita juga harus mempertimbangkan ketahanan energi dalam negeri sehingga keterlibatan secara menyeluruh dari setiap stakeholder sangat diperlukan," ujarnya kepada Katadata.co.id, Jumat (24/12).
Sementara, Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO) juga turut menyambut baik adanya evaluasi harga DMO batu bara oleh Kementerian ESDM. Langkah ini dinilai akan membuat industri batu bara domestik lebih kompetitif. Simak databoks berikut:
Dewan Pengawas ASPEBINDO Ita Gayatri mengatakan pihaknya mengusulkan supaya harga DMO batu bara untuk sektor kelistrikan dapat ditingkatkan. Setidaknya sama dengan harga khusus yang diberikan untuk industri semen dan pupuk US$ 90 per ton. "Untuk mengamankan pasokan batu bara untuk PLN," katanya dalam keterangan tertulis.
Ketua Umum ASPEBINDO Anggawira mengatakan pihaknya mendukung kementerian ESDM untuk mengevaluasi harga DMO batu bara. Salah satunya dengan menyesuaikan antara harga ekspor atau Indonesia Coal Index (ICI) dengan dampaknya terhadap harga listrik nasional.
Pasalnya, tingginya disparitas harga membuat kelangkaan pasokan bagi PLN tak terhindarkan lagi. "ASPEBINDO berharap permasalahan yang dialami PLN dapat selesai dengan pembaruan harga DMO batu bara yang lebih kompetitif," ujarnya.
Adapun penetapan harga DMO batu bara yang lebih kompetitif dengan harga ICI dinilai akan menumbuhkan iklim usaha yang lebih kondusif di dalam negeri. Dengan begitu, ASPEBINDO juga akan terus mengusahakan tercapainya ketahanan energi nasional yang menjadi prioritas kita semua.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan Program Ditjen Minerba, Sunindyo Suryo Herdadi membeberkan pihaknya saat ini beserta para stakeholder terkait tengah mengevaluasi harga DMO batu bara. Namun untuk dia belum dapat membeberkan rencana itu secara lebih rinci.
"Saat ini belum dapat kami umumkan secara detail seperti apa nanti hasilnya tentunya kita akan segera infokan apabila ada hasil khususnya yang terkait dengan untuk pemenuhan kebutuhan listrik umum ini," katanya.
Satu hal yang pasti, Kementerian ESDM memantau dinamika dari kepatuhan perusahaan tambang dalam memenuhi kuota DMO, khususnya untuk kebutuhan pembangkit listrik PLN.
"Kalau secara formula kita masih tetap gunakan yang empat index tadi cuma memang sekarang kita sedang mengevaluasi capping harga US$ 70 per ton. Nanti untuk detail seperti apa, tentunya kan kita melihat perkembangan kepatuhan para wajib DMO kepada PLN," katanya.