Harga Batu Bara Melejit ke US$ 446 / ton imbas Perang Rusia - Ukraina
Perang antara Rusia dan Ukraina telah berdampak pada kenaikan harga batu bara. Bahkan harga emas hitam ini sempat mencapai rekor tertinggi yakni US$ 446 per ton pada Rabu (2/3).
Harga batu bara pada Kamis (3/3) di pasar ICE Newcastle Australia telah turun US$ 370 per ton. Angka ini masih jauh di atas rekor harga pada 2021 imbas krisis energi dunia yang hanya di level US$ 269,5 per ton.
Adapun konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah membuat pasar gas untuk Eropa terganggu. Mengingat kebutuhan gas Eropa sebesar 40% selama ini dipasok oleh Rusia.
Kondisi ini lantas membuat wacana untuk menghidupkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara menjadi suatu pilihan. Sama halnya krisis energi yang sempat terjadi pada Inggris dan Cina beberapa waktu lalu ketika harga gas melambung tinggi.
Sehingga berdampak pada permintaan batu bara dan membuat harganya melonjak. Sementara, Rusia sendiri saat ini juga menjadi pengekspor terbesar nomor tiga batu bara.
Meski demikian, pemerintah Australia menyatakan siap membantu sekutu yang berusaha menggantikan pasokan batu bara asal Rusia. Salah satunya caranya dengan menghubungan mereka dengan para produsen lokal.
Mengutip Reuters, produsen independen utama Australia, Whitehaven Coal, dan New Hope Group (NHC.AX) mengatakan, mereka telah didekati oleh negara negara yang membutuhkan batu bara. Termasuk Polandia, yang selama ini mengandalkan batu bara dari Rusia.
Polandia ingin berhenti membeli batu bara dari Rusia. Negara ini juga telah mendesak Uni Eropa untuk melakukan hal yang sama.
"Pemerintah Australia memfasilitasi akses ke produsen batu bara termal Australia kepada pihak yang berkepentingan saat mereka mencari pasokan alternatif dari Rusia," kata Menteri Sumber Daya Australia Keith Pitt, dikutip Jumat (4/3).
Berdasarkan sumber dari industri, Polandia sendiri ingin memberlakukan embargo pada batu bara Rusia untuk invasinya ke Ukraina. Sementara pembeli batu bara lainnya mencari alternatif dalam persiapan untuk sanksi potensial terhadap ekspor energi Rusia.
"Produsen batu bara Australia telah mengindikasikan bahwa mereka bersedia membantu teman dan sekutu kami jika mereka bisa," ujar Keith Pitt.
Untuk diketahui, pasokan batu bara asal Australia sendiri saat ini sangat terbatas, sebagian terjadi lantaran adanya banjir dan masalah tenaga kerja di tambang. Sehingga produsen lokal akan kesulitan untuk mengisi kesenjangan pasokan di Eropa dalam waktu dekat.
"Batu bara berkualitas tinggi New Hope Group sangat diminati di pasar yang ada, namun, Grup akan mengkaji peluang pasokan ke pasar Eropa," kata juru bicara New Hope.