PT Timah Sukses Ekstraksi 300 Kg Logam Tanah Jarang Monasit

Muhamad Fajar Riyandanu
11 April 2022, 16:18
logam tanah jarang, pt timah, monasit
PT Antam TBK
Ilustrasi.

PT Timah Tbk telah berhasil mengekstraksi logam tanah jarang jenis monasit dari timah. Namun mineral langka tersebut tak bisa dijual atau diproses lebih lanjut karena terkendala teknologi, pasar, dan tata kelola dan aturan pengusahaannya.

Direktur Utama PT Timah, Achmad Ardianto, mengatakan bahwa pihaknya bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sejauh ini telah berhasil mengekstraksi monasit dari timah yang kemudian diproses kembali menjadi monasit hidroksida. Melalui prosedur cracking, PT Timah sejauh ini telah menghasilkan 300 ton monasit hidroksida.

Advertisement

“Namun stok tersebut belum bisa dimanfaatkan lebih jauh karena terkendala aturan dan ketersediaan pasar. Sekarang ada 300 ton stok monasit hidroksida, siap untuk dikembangkan lebih jauh,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (11/4).

Dia menjelaskan bahwa pada setiap 1 ton bijih timah mengandung 0,95% monasit yang bisa digunakan sebagai lapisan pewasat tempur, satelit dan baterai listrik. Menurut catatan Badan Geologi pada 2019, Indonesia memiliki sumber daya logam tanah jarang jenis ini sebesar 23.500 ton.

“Langkah selanjutnya menemukan teknologi yang tepat untuk memastikan monasit itu bisa terkestraksi dan bisa dikapitalisasi menjadi logam dan bisa dijual ke penggunanya,” kata Ardianto.

PT Timah bersama BATAN sejak 2010 telah melakukan sejumlah penelitian untuk melakukan pengolahan logam tanah jarang monasit menjadi konsentrat monasit karbonat, monasit hidroksida, dan monasit oksida.

Ardianto memaparkan, pada tahun ini ditargetkan sudah ada teknologi pengolahan yang akan dilajutkan dengan persiapan dan operasional pabrik pada 2024. Saat ini, teknologi pengolahan timah menjadi LTJ Monasit sangat jarang ditemui di dunia.

Jika ada, lanjutnya, kapasitas yang ditawarkan tidak cocok dengan kapastias produksi yang ada di Indonesia. “Teknologi yang ada di dunia saat adalah yang ekonomis untuk 4.000 ton per tahun, sementara yang kita butuhkan untuk untuk cadangan total 23.500 ton adalah teknologi dengan kapasitas 1.000 ton per tahun,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement