Pandemi Mereda, Lifting Migas Kuartal 1 Sudah 89% dari Target 2022
SKK Migas menyatakan capaian kinerja utama hulu migas membaik seiring meredanya pandemi Covid-19. Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan lifting migas pada kuartal I atau hingga 31 Maret mencapai 1.562 juta barel setara minyak per hari (mboepd) atau 89,8% dari target dalam APBN 1.739 mboepd.
Adapun capaian tersebut terdiri dari lifting minyak bumi 611.700 barel per hari (bopd) atau 87% dari target 703.000 bopd, dan lifting gas 5.321 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) dari target 5.800 mmscfd.
Menurut Julius, Indonesia masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah dan tantangan yang harus dilewati. Diantaranya meminimaliasi selisih pasokan dan kebutuhan yang tinggi.
“Tantangannya saat ini adalah defisit migas yang notabene memang impor kita masih lebih besar daripada kemapuan supply,” ujarnya dalam webminar bertajuk Investasi Hulu Migas dalam Menghadapi Situasi Global dan Harga Minyak Dunia pada Rabu (13/4).
Sejak melakukan impor minyak pada 2004, Indonesia terus mengalami defisit migas yang dalam jangka panjang dapat mengganggu ketahanan energi nasional. Ke depan, produksi migas akan diprioritaskan pada produksi gas ketimbang minyak bumi. Hal ini sejalan dengan proyek transisi energi yang dijalankan oleh Pemerintah.
“Karena minyak ini yang lebih polutif, yang berarti emisi akan semakin dikurangi. Namun produksi gas akan lebih besar. Kita menuju era gas, fakta bahwa sumber gas banyak ditemukan di lapangan dan pengembangan lapangan gas,” sambung Julius.
Sementara itu cost recovery yang terkumpul mencapai US$ 1,39 juta atau 16,1% dari target US$ 8,65 juta. Penerimaan negara US$ 4,36 juta, 43,8% dari target US$ 9,95 juta. Sedangkan realisasi investasi US$ 2,1 juta, 15,9% dari target US$ 13,2 juta, dan reserve replacement ratio (RRR) mencapai 42% atau 265,1 mmboe dari target 635 mmboe.
Adapun pada tahun 2021, produksi migas pada tahun lalu tak mencapai target yang ditetapkan dalam APBN. SKK Migas berdalih pandemi hingga proyek molor menjadi musabab utama sasaran meleset.
Lifting migas sepanjang 2021 hanya mencapai 1.642 mboepd atau sebesar 96% dari target 1.712 mboepd. Realisasi tersebut terdiri dari lifting minyak sebesar 660 ribu bopd atau 93,7% dari target 705 ribu bopd. Selain itu lifting gas mencapai 5.501 mmscfd atau 97,6% dari target 5.638 mmscfd.