UE Ajukan Pembatasan Harga Gas Rusia, Putin Ancam Setop Ekspor Energi
Uni Eropa (UE) secara resmi mengusulkan proposal pembatasan harga gas Rusia. Hal ini ditanggapi dingin oleh Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengancam akan memutus semua pasokan energi ke kawasan tersebut jika pembatasan harga diterapkan.
Jika itu terjadi maka dapat semakin meningkatkan harga gas Eropa yang sudah setinggi langit. Ini akan menambah beban yang harus dibayarkan pemerintah negara-negara UE untuk mencegah kebangkrutan perusahaan penyedia energi mereka dan menjaga agar warganya tetap hangat di musim dingin.
Eropa pun menuding Rusia menggunakan pasokan energi sebagai senjata ekonomi, sebagai balasan atas sanksi barat yang dijatuhkan kepada Moskow atas invasinya ke Ukraina. Rusia menyalahkan sanksi tersebut karena menyebabkan masalah pasokan gas karena kerusakan pada pipa sulit diperbaiki.
Seiring meningkatnya ketegangan, Putin mengatakan bahwa kontrak jual beli gas akan dibatalkan jika terjadi pembatasan harga yang artinya negara-negara Barat berisiko menghadapi musim dingin yang menggigit tanpa pasokan gas dari Rusia.
Meski diancam, UE berencana untuk terus maju dengan batasan harga untuk gas Rusia, dan juga batas atas harga yang dibayarkan untuk listrik dari pembangkit listrik yang tidak menggunakan gas. Untuk memutuskan ini para menteri energi UE akan mengadakan pertemuan darurat, Jumat (9/9).
“Kami akan mengusulkan batas harga untuk gas Rusia. Kami harus memotong pendapatan Rusia yang digunakan Putin untuk membiayai perang mengerikan di Ukraina ini,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (8/9).
Seorang sumber yang mengetahui masalah ini menyebutkan bahwa Belanda yang secara konsisten menentang pembatasan harga gas, akan mendukung kebijakan yang menargetkan gas Rusia ini.
Namun, seorang menteri Ceko mengatakan sebelumnya bahwa hal itu harus dikeluarkan dari agenda pertemuan hari Jumat. Ceko membantu memandu diskusi sebagai pemegang jabatan presiden bergilir UE.
Putin telah mengantisipasi langkah itu dan mengatakan Rusia akan membalas. “Kami tidak akan memasok apa pun jika itu bertentangan dengan kepentingan kami,” kata Putin di sebuah forum ekonomi di Vladivostok.
“Kami tidak akan memasok gas, minyak, batu bara, minyak pemanas - kami tidak akan memasok apa pun,” kata Putin. Dia juga mempertanyakan kesepakatan yang ditengahi PBB untuk mengekspor gandum dari Ukraina. Eropa biasanya mengimpor sekitar 40% gasnya dan 30% minyaknya dari Rusia.
Euelectric, sebuah badan yang mewakili industri listrik Eropa, juga mengkritik rencana pembatasan UE sebesar € 200 euro per megawatt jam (MWh) pada harga listrik dari generator yang tidak menggunakan gas.
“Akar penyebab masalahnya adalah kurangnya pasokan gas dan ketergantungan kita pada impor bahan bakar fosil. Pemerintah harus berupaya mengatasi ini daripada menggunakan intervensi ad-hoc yang menyimpang di pasar listrik,” kata Kristian Ruby, Sekretaris Jenderal Euelectric.
Krisis energi yang dihadapi Eropa telah tumbuh lebih akut setelah Gazprom Rusia sepenuhnya menghentikan pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman setelah dikatakan menemukan kebocoran oli mesin selama pekerjaan pemeliharaan minggu lalu.
Presiden Rusia mengatakan sanksi Jerman dan Barat yang mempengaruhi pasokan suku cadang harus disalahkan karena pipa tidak beroperasi.
Dampak dari lonjakan harga memaksa perusahaan untuk membatasi produksi dan pemerintah menghabiskan miliaran dolar untuk dukungan guna melindungi konsumen dari dampak tersebut.