Perbandingan Biaya Masak antara Kompor Induksi Listrik dan LPG 3 Kg
Pemerintah akan membagikan kompor induksi listrik dan menarik elpiji atau LPG 3 kg secara bertahap di daerah. Pemerintah berupaya menekan impor elpiji dan subsidi LPG dengan membagikan paket kompor induksi gratis dan alat masaknya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa dengan menggunakan kompor induksi, masyarakat dapat menghemat pengeluaran untuk membeli LPG 3 kg karena tarif listrik yang lebih murah.
“Masyarakat nanti akan merasakan biaya memasak menggunakan kompor induksi bisa lebih hemat 10-15% dibandingkan menggunakan kompor LPG,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Selasa (14/9).
Menurut perhitungan PLN, harga keekonomian LPG saat ini Rp 19.698 per kg. Untuk gas melon 3 kg, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 15.448 per kg, sehingga harga jualnya ke masyarakat hanya Rp 4.250 per kg.
“Tentu saja ada rantai pasok dan sebagainya. Sehingga rata-rata yang dibayar masyarakat sekitar Rp 5.250 per kg. Artinya pada LPG 3 kg ada subsidi sebesar Rp 15.448 per kg. Harga keekonomian dari LPG disini berfluktuasi dari harga minyak mentah dunia,” ujar Darmawan.
Sementara 1 kg LPG setara dengan 7,19 kilo watt jam (kWh) listrik jika mengunakan kompor induksi yang harga keekonomiannya Rp 11.792. Pemerintah pun memberikan subsidi sehingga masyarakat hanya membayar tarif listrik tersebut sebesar Rp 4.530.
Artinya, dengan beralih ke kompor induksi, masyarakat sudah menghemat pengeluaran sebesar Rp 2.160 per satu tabung LPG 3 kg.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Harga satu tabung LPG 3 kg Rp 5.250 per kg: 3 x Rp 5.250 = Rp 15.750.
Tarif listrik setara 1 kg LPG Rp 4.530. Artinya tarif listrik untuk satu tabung LPG 3 kg: 3 x Rp 4.530 = Rp 13.590.
Penghematan untuk membeli 1 tabung LPG 3 kg jika beralih menggunakan kompor induksi: Rp 15.750 - Rp 13.590 = Rp 2.160 atau sekitar 13,7%.
Selain itu kompor induksi lebih cepat menghantarkan panas dibandingkan kompor LPG, sehingga proses memasak bisa lebih cepat. Sebagai perbandingan, untuk mendidihkan 10 liter air menggunakan kompor induksi membutuhkan biaya Rp 1.426, sedangkan kompor LPG Rp 2.055.
Dengan konversi ini, pemerintah juga dapat menghemat APBN untuk penyediaan LPG sebesar Rp 8.186 per kg, yakni selisih antara harga keekonomian LPG Rp 19.698 per kg dengan harga keekonomian listrik setara 1 kg LPG Rp 11.792. Kemudian penghematan subsidi hingga 53% dari Rp 15.448 per kg LPG menjadi hanya Rp 7.262 listrik setara 1 kg LPG.