Perusahaan Migas Rusia dan Malaysia Tertarik Kelola Blok East Natuna

Muhamad Fajar Riyandanu
5 Desember 2022, 18:40
blok migas, blok east tuna, pertamina, skk migas, rusia, malaysia
Pertamina Hulu Energi
Blok migas di lepas pantai yang dikelola oleh Pertamina Hulu Energi.

SKK Migas melaporkan bahwa perusahaan migas asal Rusia, Zarubezhneft, berminat masuk ke dalam proyek pengelolaan lapangan East Natuna yang dalam waktu dekat bakal dilepas oleh PT Pertamina (Persero).

Adapun Zarubezhneft merupakan perusahaan migas yang telah mengakuisisi 50% hak partisipasi atau participating interest (PI) milik Premier Oil di Blok Tuna, Perairan Natuna. Akuisisi dilakukan melalui anak usahanya, ZN Asia Ltd.

Advertisement

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa setelah kabar pelepasan Blok East Natuna oleh Pertamina mengudara, sejumlah perusahaan migas internasional disebut mulai menaruh minat pada kegiatan penambangan gas di blok tersebut.

Bahkan beberapa perusahaan migas asal negeri jiran Malaysia juga dikabarkan tertarik untuk masuk sebagai pengelola Blok East Natuna.

"Saya kira di East Natuna sudah mulai banyak yang berminat, dari Malaysia juga berminat. Kemudian yang perusahaan dari Rusia mungkin hampir sama yang sekarang terlibat di Blok Tuna," kata Dwi saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Senin (5/12).

Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyampaikan bahwa pemerintah terbuka pada seluruh perusahaan yang berminat pada Blok East Natuna. "Kami buka umum ke seluruh dunia, siapa saja tertarik," kata Tutuka.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa sejauh ini belum ada perusahaan yang memberikan kepastian soal pengelolaan Blok East Natuna. "Belum ada, kalau cuma ngomong saja kan susah dipegang," ujarnya.

Pemerintah berencana untuk membagi Blok East Natuna menjadi tiga bagian, diantaranya lapangan Arwana-Barakuda, Lapangan D-Alpha, dan Lapangan Paus. Blok East Natuna ditaksir memiliki potensi gas hingga 222 triliun kaki kubik (TCF) dengan kandungan karbondioksida atau CO2 yang mencapai 71%.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement