PLN Bakal Robohkan PLTU Saat Kontrak Jual Beli Listrik Swasta Berakhir
PLN menyatakan komitmennya untuk mendukung transisi energi dari bahan bakar fosil menuju ke energi baru terbarukan (EBT). Bahkan PLN tak ragu untuk merobohkan seluruh aset pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Syahril mengatakan aset PLTU yang habis umur pakai akan di-demolish alias dirobohkan setelah perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dengan badan usaha swasta (independent power producer/IPP) selesai.
Kemudian di lokasi PLTU tersebut akan dibangun pembangkit energi terbarukan yang lebih bersih. "Kami melihat bahwa PLN juga sangat mendukung green energy dan dalam peta jalan (roadmap) PLN, tahun 2060 kami sudah carbon neutral," ujarnya kepada Katadata.co.id, Senin (31/5).
Terpisah, Wakil Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro mengatakan perjanjian jual beli listrik antara PLN dan Adaro berjalan untuk 25 tahun kedepan. Dari beberapa kontrak, PLTU Tanjung Power Indonesia (TPI) dan PLTU Batang dengan skema BOT- Build, Operate, Transfer.
Sehingga setelah kontrak jual beli listrik selesai, maka kepemilikan pembangkit tersebut akan dialihkan kepada PLN. Sedangkan PLTU MSW yang merupakan mine mouth captive power digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional Adaro.
Dharma menilai peran batu bara masih akan sangat penting dalam bauran energi Indonesia kedepan. "Sebagai sumber baseload power yang masih paling murah," kata dia.
Seperti diketahui, pemerintah berencana untuk menyetop pembangunan proyek PLTU baru setelah 2025. Langkah ini dinilai akan berdampak signifikan pada upaya mencapai dekarbonisasi di 2050 dengan mengurangi konsumsi batu bara yang menjadi bahan bakar PLTU.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan penghentian proyek PLTU baru akan membuka kesempatan bagi Indonesia untuk mencapai target dekarbonisasi pada 2050.
"Apabila PLTU tidak disetop, akan sulit untuk EBT masuk, dan juga ini tidak sejalan dengan arah net zero carbon," kata dia.
Kapasitas pembangkit listrik di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hingga Juni 2020, kapasitas pembangkit di Indonesia telah mencapai 70.964 megawatt (MW).
Sejak 2008, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mendominasi kapasitas pembangkit di Indonesia. Pada Juni 2020, pembangkit tersebut telah menghasilkan 35.220 MW atau 50% dari total kapasitas. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) menyusul dengan 20.537 MW.
Simak kapasitas daya listrik di Indonesia berdasarkan jenis pembangkitnya pada databoks berikut: