Nilai Perdagangan Karbon Cina Tembus Rp 2 Triliun Hanya Dalam 4 Bulan

Happy Fajrian
12 November 2021, 14:37
perdagangan karbon, emisi karbon, cina,
ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer
Seorang pria mengendarai kendaraan roda tiga di tengah-tengah kabut asap di Chiping, provinsi Shandong, Cina.

Volume perdagangan karbon di Cina sukses melampaui tonggak 1 miliar yuan atau sekitar Rp 2,2 triliun sejak diluncurkan pada pertengahan Juli 2021 atau hanya sekitar empat bulan. Perdagangan karbon di Negeri Panda dilakukan dengan skema carbon emission trading scheme (ETS).

Kementerian Ekologi dan Lingkungan Cina menjelaskan bahwa skema perdagangan karbon tersebut berjalan dengan mulus dan tertib. Volume karbon yang diperdagangkan pun terus meningkat seiring tenggat pertama pengendalian emisi yang semakin dekat.

“Sejak ETS diterapkan pada 16 Juli, volume perdagangan kumulatif telah mencapai 1,044 miliar yuan,” tulis keterangan Kementerian Ekologi dan Lingkungan Cina melalui akun WeChat resminya pada Jumat, (12/11), seperti dikutip Reuters.

ETS merupakan bagian dari rencana Cina untuk menggunakan "mekanisme pasar" dalam mencapai puncak emisi karbonnya pada 2030 yang sejalan dan target emisi karbon nol bersih pada 2060 yang dijanjikan Presiden Xi Jingping.

Pada 2030, Cina akan mengurangi emisi karbonnya sebesar 65% dari level 2005. Selain dengan mekanisme perdagangan karbon juga dengan meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT), khususnya angin dan surya, menjadi lebih dari 1.200 gigawatt (GW).

Kemudian pangsa bahan bakar non-fosil dalam konsumsi energi primernya bakal mencapai 25% pada 2030. Namun angka ini naik dari komitmen sebelumnya yang hanya 20%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...