Indonesia, Brasil, Kongo akan Bentuk Aliansi Hutan Hujan Mirip OPEC

Happy Fajrian
7 November 2022, 15:11
hutan, deforestasi, hutan hujan, cop27
ANTARA FOTO/REUTERS/Nacho Doce
Foto udara menunjukkan sebidang hutan Amazon yang dibuka oleh para penebang dan petani, sebelum dibakar dekat Altamira, wilayah bagian Para, Brazil, Rabu (28/8/2019).

Tiga negara pemilik hutan hujan tropis terbesar di dunia, Brasil, Indonesia, dan Republik Demokratik Kongo, tengah dalam pembicaraan untuk membentuk aliansi strategis untuk mengkoordinasikan hutan yang mereka miliki, yang dijuluki “OPEC untuk hutan hujan”.

Pembentukan OPEC untuk hutan hujan ini diinisiasi oleh Presiden Brasil yang baru saja terpilih, Luiz Inácio Lula da Silva yang pada pidato pertamanya sebagai presiden terpilih berjanji untuk memperjuangkan nol deforestasi di hutan Amazon.

Terpilihnya Lula, diikuti oleh serangkaian aktivitas untuk menyelamatkan Amazon. Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa hutan hujan tropis terluas di dunia itu telah mencapai titik kritis akibat deforestasi di bawah kepemimpinan Jair Bolsonaro.

Di sisi lain, Kolombia telah mengusulkan blok Amazon di COP27, sedangkan menteri lingkungan Norwegia bergerak untuk mengembalikan dana miliaran dolar untuk melindungi Amazon setelah dihentikan di bawah kepemimpinan Bolsonaro.

Brasil, Indonesia, dan Kongo adalah rumah bagi 52% hutan hujan tropis primer dunia yang tersisa, yang sangat penting untuk menghindari bencana iklim. Adapun aliansi ketiga negara ini dapat mendorong negara-negara pemilik hutan lainnya untuk membuat proposal bersama tentang pasar dan keuangan karbon.

Pasar dan keuangan karbon telah lama melekat pada pembicaraan iklim dan keanekaragaman hayati PBB, sebagai bagian dari upaya untuk mendorong negara-negara maju untuk mendanai konservasi yang merupakan kunci untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 C di atas tingkat pra-industri.

Ketiga negara ini juga telah menandatangani kesepakatan pada COP26 di Glasgow, untuk menghentikan dan membalikkan deforestasi pada 2030. Direktur kampanye situs aktivisme Avaaz, Oscar Soria, mengatakan aliansi ini mirip dengan kartel produsen minyak OPEC yang mengkoordinasikan tingkat produksi dan harga.

“Kesepakatan ini bisa menjadi langkah maju yang menjanjikan, selama masyarakat adat dan komunitas lokal dikonsultasikan sepenuhnya dalam proses dan hak serta kepemimpinan mereka dihormati,” kata Soria seperti dikutip The Guardian, Senin (7/11).

Menurut dia, ketiga ekosistem hutan yang dimiliki ketiga negara ini sangat penting untuk stabilitas ekologi dunia, dan jawaban agar hutan ini berkembang ada pada orang-orang yang tinggal di dalamnya.

Carlos Nobre, seorang ilmuwan sistem Bumi Brasil dan ketua bersama Panel Sains untuk Amazon (SPA), mengatakan pemilihan Lula adalah momen peluang untuk konservasi hutan hujan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...