PSBB Hantam Bisnis Tol dan Konstruksi, Laba Jasa Marga Anjlok 90%
Laba bersih PT Jasa Marga Tbk (JSMR) pada periode enam bulan pertama tahun ini anjlok hingga 90% menjadi Rp 105,73 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,06 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan hari ini, Kamis (30/7), anjloknya laba bersih disebabkan turunnya pendapatan jalan tol dan konstruksi yang signifikan sebagai dampak dari kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Pasalnya, PSBB yang bertujuan untuk menghambat penularan virus corona atau covid-19, membuat mobilitas masyarakat menurun serta perusahaan harus menghentikan proyek pembangunan jalan tol dan peningkatan kapasitas jalan tol.
Secara umum, perusahaan publik berkode emiten JSMR ini membukukan total pendapatan sebesar Rp 6,77 triliun atau turun 51% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama 2019 sebesar Rp 13,8 triliun. Pendapatan tol turun 17,5% menjadi Rp 3,91 triliun dari periode sebelumnyaRp 4,74 triliun.
Kontribusi utamanya, pendapatan tol Jasa Marga turun 20% dari sebelumnya Rp 3,9 triliun menjadi Rp 3,1 triliun. Sedangkan pendapatan tol dari anak usaha perusahaan turun 8,8% dari Rp 813 miliar menjadi Rp 741 miliar hingga Juni 2020.
Turunnya pendapatan tol perusahaan terlihat pada puncak arus mudik lebaran tahun ini dimana jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol Jakarta-Cikampek turun 62% dibandingkan saat kondisi normal. Hal ini lantaran ada penerapan PSBB pada masa puncak arus mudik lebaran yakni pada 21 Mei atau H-3 menjelang hari raya Idul Fitri lalu.
Selain itu, penyumbang pendapatan terbesar berikutnya yakni dari bisnis konstruksi juga anjlok hingga 72% menjadi hanya Rp 2,43 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 8,68 triliun.
Dengan kinerja tersebut, laba per saham atau earning per share perusahaan pun turun dari Rp 146,02 pada semester I 2019 menjadi hanya Rp 14,57 pada semester I tahun ini.
Padahal beban keuangan perusahaan mengalami penurunan yang signifikan. Seperti beban tol dan usaha lainnya yang turun dari Rp 2,11 triliun menjadi Rp 1,88 triliun, serta beban konstruksi dari Rp 8,23 triliun menjadi Rp 2,41 triliun. Walaupu beban keuangan perusahaan meningkat cukup tajam sebesar 48,67% secara tahunan menjadi Rp 1,62 triliun dari sebelumnya Rp 1,04 triliun.
Sementara itu dari sisi liabilitas, utang bank Jasa Marga meningkat hampir 100% menjadi Rp 1,10 triliun dibanding sebelumnya sebesar Rp Rp 553 miliar. Dengan demikian total utang bank yang masuk pos liabilitas jangka panjang mencapai Rp 42,2 triliun atau meningkat 64% yoy dibanding Juni 2019 yang sebesar Rp 25,67 triliun.
Secara keseluruhan, total liabilitas Jasa Marga mencapai Rp 78,59 triliun, naik 2,74% dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 76,59 triliun.
Sedangkan per Juni 2020 total aset Jasa Marga mencapai Rp 102,69 triliun, naik 3% dibanding Juni 2019 sebesar Rp 99,6 trilun. Dari aset tersebut, Jasa Marga masih memiliki kas dan setara kas sebanyak Rp 3,92 triliun, turun 9% dibandingkan posisi Juni 2019 sebesar Rp 4,3 triliun.