Inflasi Turki 2021 Berpotensi Tembus 30% Imbas Tingginya Harga Energi

Happy Fajrian
2 Januari 2022, 15:49
inflasi, turki, harga energi
ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer/aww/cf
Para pengunjung melihat mozaik di Hagia Sophia atau Ayasofya, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO, di Istanbul, Turki.

Turki berpotensi mencatatkan inflasi tertinggi dalam 10 tahun terakhir pada Desember 2021 yang disebabkan tingginya harga energi, terutama listrik dan gas alam. Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bensin, premi asuransi mobil, dan tarif tol, turut mendorong inflasi.

Menurut jajak pendapat Reuters tingkat inflasi tahunan Turki pada Desember 2021 diperkirakan mencapai 26,4-37,3% dengan median 30,6%, menembus level 30% untuk pertama kalinya sejak 2003. Inflasi juga dipengaruhi kenaikan harga karena volatilitas nilai tukar lira.

Otoritas pengatur pasar energi mengatakan bahwa inflasi energi terjadi di seluruh dunia. Harga listrik di Turki naik hingga 125% untuk pelanggan komersial, dan naik 50% untuk pelanggan rumah tangga untuk tahun ini.

“Harga gas alam melonjak 25% untuk penggunaan residensial, dan 50% untuk pelanggan industri pada Januari. Sedangkan harga gas untuk pembangkitan listrik naik 15%,” kata perusahaan distribusi dan perdagangan minyak dan gas Turki, BOTAŞ Petroleum Pipeline Corporation, seperti dikutip Reuters, Minggu (2/1).

Kamar Dagang dan Industri Istanbul (ITO) mengungkapkan harga eceran listrik melonjak 9,65% secara bulanan pada Desember, atau naik 34,18% secara tahunan atau year on year (yoy) di Ibukota Turki Istanbul yang merupakan rumah dari sekitar seperlima populasi Turki yang mencapai 84 juta jiwa.

Harga peralatan rumah naik lebih dari 20% sementara makanan naik hampir 15%. Harga grosir di kota melonjak 11,96% dari November untuk kenaikan tahunan 47,10%, kata ITO.

Data dan penyesuaian mungkin akan memicu tingkat inflasi tahunan negara secara keseluruhan, yang melonjak di atas 21% pada November dan terlihat melampaui 30% pada Desember dan masih menuju lebih tinggi, sebagian besar karena jatuhnya mata uang.

Nilai tukar Lira merosot 44% nilainya terhadap dolar tahun lalu setelah jatuh sejak September, ketika bank sentral, di bawah tekanan dari Erdogan, memulai serangkaian penurunan suku bunga yang agresif.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...