5 Vitamin untuk Ibu Hamil serta Dosis yang Disarankan
Konsumsi makanan yang sehat dan menjaga pola hidup selama kehamilan dapat membantu ibu hamil agar mendapatkan asupan vitamin dan mineral yang cukup. Asupan vitamin yang baik dapat membantu ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan. Tujuannya adalah mendukung pertumbuhan janin dan menjaga kesehatan selama kehamilan.
Dari riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menggunakan data sekunder Studi Diet Total 2014 dengan subjek penelitian adalah 606 ibu hamil umur 14-49 tahun, ditemukan bahwa 88,3 persen ibu hamil mengalami kekurangan asupan vitamin tingkat berat.
Oleh sebab itu, penting bagi ibu hamil agar mendapatkan asupan vitamin dengan dosis yang tepat. Berikut penjelasan mengenai kebutuhan vitamin untuk ibu hamil.
1. Vitamin D
Vitamin untuk ibu hamil yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah vitamin D. Menurut WHO, selama kehamilan, dosis yang disarankan untuk ibu hamil adalah 5 mikrogram (200 IU) per hari.
Kekurangan vitamin D selama kehamilan dapat menyebabkan:
- Risiko preeklampsia, yaitu komplikasi kehamilan yang berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi.
- Diabetes mellitus gestasional.
- Kelahiran prematur.
- Bayi kecil untuk usia kehamilan.
- Gangguan pembentukan kerangka janin yang menyebabkan rakhitis pada bayi (pelunakan tulang yang umumnya menyebabkan kelainan bentuk dan/atau patah tulang).
- Pengurangan massa tulang.
Vitamin D bekerja dengan kalsium untuk membantu tulang dan gigi janin berkembang. Vitamin D juga penting untuk kesehatan kulit dan penglihatan.
Sumber vitamin D yang baik termasuk susu yang difortifikasi dan sereal, ikan berlemak (salmon dan mackerel), minyak hati ikan, kuning telur, dan berjemur di bawah sinar matahari.
2. Vitamin A
Selanjutnya, vitamin untuk ibu hamil yang penting dikonsumsi adalah vitamin A. Fungsinya adalah untuk pemeliharaan jaringan tubuh dan untuk pertumbuhan serta perkembangan, termasuk selama kehamilan ketika janin membutuhkan vitamin A dari ibu.
Vitamin A juga penting dikonsumsi oleh ibu hamil selama periode pasca persalinan ketika bayi baru lahir. American College of Obstetricians and Gynaecologists merekomendasikan asupan vitamin A harian sebesar 750 mikrogram untuk usia ibu usia 14 hingga 18 tahun dan 770 mikrogram untuk ibu usia 19 hingga 50 tahun.
Berdasarkan penelitian dalam “The American Journal of Epidemiology” dan “Journal of Nutrition”, kekurangan vitamin A selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan kematian ibu dan bayi selama tahun pertama kehidupan.
Namun, penting diperhatikan bahwa mengonsumsi vitamin A berlebihan karena dapat menyebabkan cacat lahir dan keracunan hati.
Paul Coates dalam “Encyclopedia of Dietary Supplements” menyebutkan, makanan yang mengandung vitamin A meliputi:
- Hati dan minyak ikan.
- Susu.
- Telur.
- Sayuran hijau.
- Tomat.
- Buah-buahan.
- Beberapa minyak nabati.
3. Vitamin E
Vitamin E adalah antioksidan yang memastikan pembentukan dan perkembangan sel-sel sehat pada janin dan melindungi ibu hamil dari racun. Vitamin E memasuki sirkulasi janin dari darah ibu dalam minggu kedua belas kehamilan.
Sumber vitamin E yang baik meliputi:
- Minyak zaitun.
- Biji bunga matahari.
- Kacang almond.
- Kacang hazel.
- Brokoli.
- Telur.
Rekomendasi asupan vitamin E harian bagi ibu hamil menurut WHO adalah 15 miligram atau 15000 mikrogram. Publikasi dalam “The New England Journal of Medicine” menjelaskan, kekurangan vitamin E pada wanita hamil menyebabkan:
- Penuaan plasenta.
- Cedera endotel vaskular.
- Kejadian gangguan hipertensi kehamilan.
- Solusio plasenta, yaitu komplikasi kehamilan di mana plasenta terlepas dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan.
- Aborsi dan kelahiran prematur.
Asupan vitamin E yang berlebihan dalam tubuh mempengaruhi penyerapan dan fungsi vitamin lain yang larut dalam lemak sehingga perlu diperhatikan.
4. Vitamin C
Vitamin C penting untuk sistem kekebalan tubuh yang sehat dan membantu membangun tulang dan otot yang kuat. American College of Obstetricians and Gynaecologists merekomendasikan setidaknya 85 miligram vitamin C setiap hari untuk ibu hamil berusia di atas 19 tahun, dan 80 miligram untuk ibu hamil berusia di bawah 19 tahun.
Selama kehamilan, vitamin C sangat penting untuk ibu dan bayi untuk perbaikan jaringan dan penyembuhan luka, serta membantu tulang dan gigi bayi berkembang.
Vitamin C juga memiliki manfaat dalam produksi kolagen tubuh, membantu meningkatkan kekebalan, dan meningkatkan kemampuan Anda untuk menyerap zat besi.
Sumber vitamin C yang dapat dikonsumsi ibu hamil adalah:
- Jeruk
- Jeruk bali
- Kiwi
- Paprika hijau
- Brokoli
- Stroberi
Kekurangan vitamin C bagi ibu hamil dapat memiliki konsekuensi serius bagi otak janin. Begitu kerusakan otak terjadi, dampaknya tidak dapat dipulihkan dengan suplemen vitamin C setelah kelahiran, menurut penelitian baru Universitas Kopenhagen dalam jurnal ilmiah “PLOS ONE”.
5. Vitamin B12
Vitamin B12 penting untuk menjaga kesehatan sistem saraf Anda, tetapi juga diyakini bahwa ketika dikombinasikan dengan asam folat selama kehamilan, suplemen B12 dapat membantu mencegah spina bifida dan cacat lahir sistem saraf tulang belakang dan pusat lainnya pada bayi, menurut American Pregnancy Association.
Ibu hamil dapat memenuhi asupan vitamin B12 dari makanan, meliputi:
- Ikan salmon.
- Udang.
- Hati sapi.
- Yogurt.
- Daging.
- Susu.
- Keju.
- Ikan kod.
Artikel dalam “Journal of Nutritional Disorders & Therapy” menjelaskan, kekurangan vitamin B12 dapat meningkatkan homosistein plasma yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Rekomendasi asupan vitamin B12 yang disarankan adalah 2.6 mikrogram.
Dampak lain akibat kekurangan vitamin B12 adalah peningkatan risiko bayi memiliki cacat lahir pada tabung saraf, yaitu saluran pada tubuh untuk membentuk otak dan sumsum tulang belakang.