Himbara Proyeksi Kredit 2022 Tumbuh 10 %, Ini Sektor Prospektifnya

Image title
1 Desember 2021, 15:25
Himbara Proyeksi Kredit 2022 Tumbuh 10 %, Ini Sektor Prospektifnya
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.
Warga bertransaksi di ATM Link, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (2/6/2021). Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) menunda implementasi penyesuaian biaya transaksi cek saldo dan tarik tunai di mesin ATM Merah Putih atau ATM Link yang pada awalnya akan diterapkan mulai 1 Juni 2021 kemarin.

Bank-bank milik pemerintah yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) optimistis pemulihan ekonomi terus berlanjut. Sejumlah bank memproyeksi pertumbuhan kredit bisa mencapai dua digit atau 10 % pada 2022.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperkirakan penyaluran kredit pada 2022 bisa tumbuh 8 sampai 10 % dibanding realisasi 2021. Adapun kredit akhir tahun ini diproyeksikan tumbuh 6 sampai 7 %.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan fokus penyaluran kredit bank milik negara tetap pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan memiliki prospek untuk tumbuh ke depannya.

"Selain itu, kami perkirakan sektor kesehatan terus tumbuh positif dan kontribusinya terhadap produk domestik bruto secara nasional akan meningkat," kata Aestika kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.

Secara konsolidasi, penyaluran kredit BRI mencapai Rp 1.026 triliun hingga triwulan ketiga 2021 atau tumbuh 9,7 % dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara kredit yang disalurkan hanya melalui bank (bank only) senilai Rp 931,05 triliun atau tumbuh 6,1 % secara tahunan.

Kredit disalurkan BRI mayoritas di segmen mikro Rp 379,7 triliun per September 2021 atau tumbuh 15,5 % secara tahunan. Segmen lainnya yaitu usaha berskala medium dengan total Rp 201,1 triliun atau tumbuh 1,7 % secara tahunan.

Bank pelat merah lainnya, PT Bank Tabungan Negara Tbk memperkirakan kredit pada 2022 bisa naik 8 sampai 10 %. Segmen kredit yang disasar tentu kredit pemilikan rumah (KPR) sesuai fitrah BTN. "BTN tetap (fokus salurkan kredit) di perumahan, terutama KPR subsidi," kata Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu kepada Katadata.co.id.

Optimisme pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan tumbuhnya porsi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun depan sebesar 40 %.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo lebih optimistis menghadapi 2022. Pasalnya, berdasarkan perkiraannya, pertumbuhan kredit BTN bisa mencapai 9 hingga 11 %.

Selain didorong oleh KPR, Haru mengatakan, BTN juga menyalurkan kredit ke sektor korporasi. Fokusnya masih pada sektor perumahan, yaitu disalurkan pada pengembang (developer) berskala nasional.

"Selain itu, pertumbuhan juga diperkirakan berasal dari sektor infrastruktur yang disalurkan melalui kredit sindikasi," kata Haru kepada Katadata.co.id.

Berdasarkan laporan keuangan hingga triwulan ketiga 2021, BTN mampu salurkan kredit Rp 270,27 triliun atau tumbuh 6,03 % secara tahunan. Dari total tersebut, KPR subsidi mendominasi senilai Rp 129,97 triliun. Sementara KPR non-subsidi Rp 81,87 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...