Strategi Angkasa Pura I di Tengah Utang Jumbo Rp 35 Triliun

Image title
6 Desember 2021, 13:55
Strategi Angkasa Pura I di Tengah Utang Jumbo Rp 35 Triliun
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/hp.
Suasana terminal kedatangan Bandara Internasional Lombok di Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (6/10/2021).

PT Angkasa Pura I tengah mengalami tekanan kinerja operasional dan finansial akibat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga kini. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan utang perusahaan ini mencapai Rp 35 triliun.

Menyikapi hal itu, Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan perusahaan sedang menyiapkan program restrukturisasi operasional dan finansial yang diharapkan rampung pada Januari 2022. Dengan demikian, perusahaan dapat bangkit dalam beberapa waktu ke depan.

Advertisement

"Dengan melakukan restrukturisasi operasional dan finansial," ujar Faik dalam siaran pers yang dikutip Katadata.co.id, Senin (6/12).

Angkasa Pura I akan melakukan upaya asset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, dan efisiensi operasional. Lalu, perusahaan mensimplifikasi organisasi, penundaan program investasi, serta mendorong anak usaha mencari sumber pendapatan baru.

Faik optimistis, program restrukturisasi ini dapat memperkuat profil keuangan perusahaan ke depan. Utamanya dalam hal kemampuan untuk memastikan penambahan pendapatan, efisiensi biaya, dan upaya penggalangan dana (fundraising).

Selain itu, untuk mendorong peningkatan pendapatan lainnya, transformasi bisnis usaha yang dilakukan Angkasa Pura I adalah menjalin kerja sama mitra strategis untuk Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Dhoho Kediri, Bandara Lombok Praya.

Strategi lain peningkatan pendapatan dengan pemanfaatan lahan tidak produktif seperti lahan Kelan Bay Bali. Lalu mengembangkan airport city Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) serta eks Bandara Selaparang Lombok.

"Manajemen tengah berupaya keras untuk menangani situasi sulit ini dan berkomitmen untuk dapat bertahan dan menunaikan kewajiban perusahaan kepada kreditur, mitra, dan vendor secara pasti dan bertahap," kata Faik.

Dengan berbagai inisiatif strategis tersebut, Faik optimis dapat bertahan menghadapi kondisi sulit ini dan mulai bangkit pada 2022 sehingga dapat mencatatkan kinerja keuangan positif.

Total target hasil restrukturisasi akan mencapai tambahan dana Rp 3,8 triliun, efisiensi biaya sebesar Rp 704 miliar dan perolehan fund raising sebesar Rp 3,5 triliun. Dengan adanya pembangunan bandara Angkasa Pura I, maka secara konsolidasi menambah aset perusahaan.

Saat proyek-proyek pengembangan bandara mulai dilaksanakan, aset Angkasa Pura I pada 2021 diprediksi mencapai Rp 44 triliun dari semula Rp 24 triliun pada 2017.

"Tentunya dengan selesainya pembangunan dan perluasan terminal bandara, seluruh bandara Angkasa Pura I menjadi lebih cantik, lebih nyaman, dan dapat secara fleksibel menerapkan protokol kesehatan dengan lebih baik lagi," ujar Faik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement