Indonesia, Raksasa Teknologi Digital Asia

No image
Oleh
29 September 2015, 06:34
No image
Katadata

Tapi dengan kondisi penetrasi internet belum dalam seperti saat ini, Indonesia sudah mulai dilirik investor yang berminat berinvestasi di industri digital. Data dari Techlist, seperti dikutip dari media teknologi TechinAsia, menyebut pada kuartal I-2015, di Asia Tenggara ada 93 startup yang memperoleh pendanaan. Dari jumlah itu, 24 di antaranya merupakan startup Indonesia. MatahariMall mendapat pendanaan terbesar dengan total investasi Rp 6,51 triliun.

Di tahun-tahun sebelumnya juga ada beberapa perusahaan digital Indonesia yang mendapat investasi besar.  Go-Jek umpamanya, berhasil mendapatkan pendanaan Rp 2,8 triliun dari Northstar Group. Ada juga Tokopedia yang tahun lalu mengantongi dana Rp 1,4 triliun dari Softbank dan Sequoia Capital.

Indonesia mempunyai peluang untuk tumbuh sangat cepat dan besar. Kebutuhan terbesar saat ini adalah dukungan dari pemerintah supaya industri digital Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dari negara lain.  Penetrasi internet harus bisa ditingkatkan dengan cepat. Tidak hanya terfokus di Jawa, tapi juga tersebar di daerah lain di Indonesia.

Pemerintah juga harus membuka jalan dan memberikan berbagai insentif agar industri digital ini bisa tumbuh dan mendapat akses pendanaan.

Dibandingkan Singapura, Indonesia memiliki keunggulan dengan jumlah penduduk yang bisa menjadi pasar sangat besar. Namun langkah progresif sudah banyak dilakukan sehingga Singapura kini menjelma menjadi pusat ekosistem startup di Asia. Singapura bisa masuk ke pasar-pasar besar Asia, seperti Cina, India dan Indonesia, juga Malaysia, Filipina serta Thailand. Salah satu keunggulan Singapura adalah akses terhadap pendanaan yang sangat besar.

Sejumlah perusahaan digital Singapura sudah merambah Indonesia, antara lain GrabTaxi. Perusahaan yang baru saja mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 3,6 triliun dari Softbank ini juga mengembangkan layanan aplikasi transportasi motor yang diberi nama GrabBike. GrabBike saat ini menjadi pesaing serius perusahaan Indonesia, Go-Jek.

Pemerintah sepertinya memang sudah mulai menyadari pentingnya industri digital ini agar mampu tumbuh dengan cepat. Pada awal tahun ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sempat menjanjikan akan menghimpun dana US$ 1 miliar dari para pengusaha swasta untuk diinvestasikan ke startup digital.

Baru-baru ini, Rudiantara juga mengatakan pemerintah akan membangun akses internet sampai ke desa. Pemerintah juga membuka kesempatan kepada pengembang untuk menyediakan aplikasi digital yang bisa membantuk perkembangan potensi desa, seperti pertanian atau nelayan.

Ini merupakan sinyal bagus dari pemerintah. Apabila langkah ini bila terwujud bisa “membangunkan” Indonesia, sehingga benar-benar bisa menjadi “raksasa” teknologi digital Asia, atau bahkan dunia. 

* Artikel ini juga dimuat di koran tempo tanggal 02 Oktober 2015

* Sebagian tulisan ini menjadi materi untuk lomba DBS Young Economist Stand-Up kerjasama DBS dan Katadata.

Halaman:
No image
Reporter:
Editor: Arsip

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...