Pentingnya Mengendalikan Wabah

Grady Nagara
Oleh Grady Nagara
24 Juli 2021, 11:00
Grady Nagara
Ilustrator: Joshua Siringoringo | Katadata
Petugas medis mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap merawat pasien Covid-19 yang menunggu di pelataran untuk mendapatkan tempat tidur perawatan di IGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu, (23/6/2021). Sejak awal bulan Juni 2021 atau setelah libur lebaran hingga saat ini lonjakan pasien positif Covid-19 terus terjadi sehingga rumah sakit kewalahan dan kehabisan tempat perawatan.

Dari usaha-usaha seperti PPKM dan protokol kesehatan ketat, angka pada R0 di atas dapat ditekan. Orang-orang mensimbolisasikannya dengan Rt (“t” berarti penyebaran virusnya telah diintervensi). Cara mengukur efektivitas PPKM itu dengan melihat apakah angka Rt itu berhasil turun dengan signifikan atau tidak. Jadi kalau sebelum PPKM dan sebelum taat protokol kesehatan angka penyebarannya mencapai “satu menularkan tiga orang”, setelah diintervensi bisa “satu menularkan satu orang”. Sebetulnya baru dikatakan berhasil jika angka Rt itu mendekati nol, atau nol koma. Semakin mendekati angka nol berarti usaha yang dilakukan semakin efektif.

Usaha itu disebut juga sebagai flattening the curve atau meratakan kurva. Maksudnya, kurva yang menanjak akibat penambahan jumlah kasus harian bisa diturunkan kembali hingga mendekati angka nol kasus. 

Walaupun transmisi virus masih terjadi, tetapi berjalan lambat. Penambahan jumlah kasus yang lambat akan memudahkan layanan kesehatan untuk menangani pasien-pasien bergejala berat karena tidak terlampau membebani kapasitas. Maka, kejadian seperti pasien bergejala berat ditolak RS dan saling berebut tabung oksigen lebih mudah untuk dicegah.

Hal kedua yang sama pentingnya untuk mencegah ambruknya layanan kesehatan adalah dengan vaksinasi. Tujuan vaksinasi bukan agar tidak “positif covid”, melainkan untuk membentuk kekebalan tubuh guna melawan infeksi virus. Andaikata terinfeksi, tubuh kita bisa melawan virus tersebut sehingga tidak terjadi gejala serius.

Namun, vaksinasi ini haruslah dilakukan secara massal. Tujuannya adalah untuk mencapai kekebalan komunitas, atau disebut sebagai herd immunity. Kekebalan komunitas ini terjadi manakala rasio vaksinasi telah melampaui separuh penduduk. Ada yang bilang minimal 70 persen populasi di Indonesia harus sudah divaksinasi utuk membentuk herd immunity tersebut. 

Tetapi sejatinya angka rasio tersebut bersifat relatif masing-masing daerah bergantung pada tingkat mobilitas dan kepadatan penduduk. Semakin mobile dan padat penduduk suatu daerah, rasio vaksinasi yang dibutuhkan untuk mencapai herd immunity semakin tinggi.

Tiap-tiap vaksin memiliki nilai efikasi atau tingkat kemanjuran. Efikasi vaksin Sinovac, misalnya, disebut-sebut sebesar 65,3%. Artinya, vaksin Sinovac mampu menurunkan kejadian penyakit akibat korona hingga 65,3%. Bayangkan kalau sebagian populasi sudah divaksin, tentu jumlah pasien Covid-19 yang bergejala berat semakin dapat ditekan. 

Para tenaga kesehatan tidak lagi kebingungan harus memilih mana pasien-pasien yang paling membutuhkan pertolongan medis di antara pasien-pasien sesak napas. Kita tidak akan lagi melihat pasien diinfus di lorong-lorong RS karena tidak mendapatkan tempat tidur. Semua ini terjadi karena komunitas masyarakat kita sudah relatif kebal terhadap infeksi Covid-19.

Oleh sebab itu, vaksinasi ini adalah kewajiban warga yang harus disediakan secara gratis dan aksesibel oleh pemerintah. Tidak mau divaksin bukanlah pilihan. Semua elemen tokoh masyarakat seperti pemuka agama yang didengar harus turut mensosialisasikan pentingnya vaksinasi. Misal, para pemuka agama ini harus memahamkan jamaahnya meskipun vaksin corona seperti Astra Zeneca dan Sinopharm adalah haram karena mengandung unsur dari babi, tetapi masih boleh digunakan atas dasar kondisi darurat. 

Halaman:
Grady Nagara
Grady Nagara
Manajer Program Next Policy
Editor: Sorta Tobing

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke opini@katadata.co.id disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...