Mengatasi Metana Tambang Batu Bara untuk Janji Iklim Indonesia

Opini Conal Campbell dan Achmed Edianto
Oleh Conal Campbell - Achmed Shahram Edianto
24 Februari 2022, 04:03
Opini Conal Campbell dan Achmed Edianto
Katadata

Pendekatan Indonesia terhadap industri pertambangan batu bara akan sangat penting dalam memenuhi komitmennya sebagai bagian dari kesepakatan Prakarsa Metana Global. Ini akan membutuhkan investasi dalam pemantauan, pelaporan dan verifikasi metana, mencegah penambangan lapisan batu bara yang paling banyak mengandung metana, dan memanfaatkan atau menghancurkan metana di tambang-tambang yang belum berhenti beroperasi.

Permintaan terhadap batu bara Indonesia kemungkinan akan mulai turun sebelum tahun 2030, sehingga upaya untuk mengakhiri industri yang sangat berpolusi ini harus mencapai tingkat urgensi yang baru.

Sebagai Presiden dari platform multilateral G20, Indonesia dapat memainkan peran utama dalam isu internasional yang penting ini. Apalagi isu ini juga juga telah menjadi fokus Presiden Amerika Serikat Joe Biden, para pemimpin Eropa, dan para pemimpin negara lainnya.

Menutup tambang dengan benar dapat mengurangi emisi metana, sekaligus memastikan bahwa tambang tidak mencemari air tanah setempat dan menyebabkan penurunan permukaan tanah di area pertambangan yang berpenduduk. Penggenangan area dengan air (flooding) selama ini merupakan pendekatan global yang banyak digunakan untuk pengelolaan metana di tambang yang terbengkalai. Namun, kesesuaian metode ini tergantung pada sistem air setempat.

Bahkan jika Indonesia menutup tambang batu bara, metana dapat terus bocor dari tambang yang terbengkalai selama bertahun-tahun. Ini tentu saja membutuhkan pengelolaan yang hati-hati. Masalah ini bisa diperparah dengan pasal baru yang dimuat dalam Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba), yang memunculkan kekhawatiran tentang kewajiban pemulihan pascatambang dan proses reklamasi.

Ada pembelajaran bisnis yang menguntungkan untuk memulihkan dan menggunakan sebagian besar emisi metana. Metana, tidak seperti karbon dioksida, dapat ditangkap dan digunakan untuk menghasilkan panas dan listrik yang bermanfaat. Hal ini juga dapat membantu memberikan investasi baru kepada masyarakat penghasil batubara.

Membatasi metana tambang batubara adalah salah satu solusi termudah untuk memberikan dampak iklim positif secara langsung. EMBER menjabarkan enam langkah yang dapat diambil Indonesia dan negara lain untuk mengurangi emisi metana tambang batu bara. Pertama, memahami skala masalah. Kedua, mempercepat penyebaran energi bersih untuk mengurangi ketergantungan terhadap batu bara.

Ketiga, fokus untuk menutup tambang-tambang beremisi tertinggi terlebih dahulu. Keempat, berinvestasi untuk mengurangi emisi di tambang dengan intensitas emisi yang tinggi. Kelima, meneliti izin tambang batu bara baru terhadap risiko kebocoran metana. Terakhir, mengelola metana dari tambang yang ditinggalkan.

Kebocoran metana dari tambang batu bara adalah pengganda krisis iklim yang jarang dibicarakan orang. Perhitungan IEA memperlihatkan bahwa metana tambang batubara berdampak lebih besar terhadap perubahan iklim daripada gabungan emisi dari pelayaran dan penerbangan. 

Analisis EMBER juga menunjukkan dampak iklim jangka pendek yang lebih besar. Indonesia, sebagai negara adidaya batu bara dan pemimpin G20, memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan kepemimpinan iklim terhadap sumber emisi gas rumah kaca yang sesungguhnya tidak sulit ditangani.



Halaman:
Opini Conal Campbell dan Achmed Edianto
Conal Campbell

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...