Upaya Mengendalikan BBM Subsidi dan Masa Depan MyPertamina

Jimmy Wijaya
Oleh Jimmy Wijaya
12 Juli 2022, 15:14
Jimmy Wijaya
Katadata

Uji coba hari pertama kian memperkeruh situasi. Aplikasi mengalami error yang diakibatkan meningkatnya akses upload yang berefek pada server down selama beberapa saat. Errornya aplikasi dan server down kembali menjadi bulan-bulanan dan menjadi perbicangan netizen di jagat maya. Media massa ikut memblow-up hingga membentuk opini publik hingga terdengar nyaring walau bernada sumbang.

Fenomema pro dan kontra merupakan hal biasa yang sering terjadi. Lahirnya sebuah produk, sistem termasuk kebijakan, terlebih melibatkan piranti teknologi digitalisasi tak selalu berjalan mulus seperti yang diharapkan. Ini hanya persoalan mindset

Jika flashback beberapa tahun silam, bagaimana teknologi masuk kedalam sebuah circle lalu menghasilkan riak. Di New York misalnya, pengemudi taksi konvensional menentang kehadiran Uber dengan aplikasi yang memudahkan masyarakat dalam mengakses transportasi. Hal yang serupa juga di Tanah Air, ketika hadirnya Gojek dan Grab yang kerap terlibat perselisihan dengan tukang ojek pengkolan yang lebih dulu eksis. Namun, seiring berjalannya waktu super-apps itu menjadi sebuah bagian dari kehidupan dan masyarakat semakin user friendly terhadap aplikasi.

Pola pikir yang terbelenggu oleh paradigma lama sehingga sulit untuk menerima fakta-fakta dan cara yang jauh lebih relevan sesuai perkembangan zaman. Sama seperti seruan pengendalian. Dari aspek produk memang tetap sama, yakni produk bahan bakar minyak. Namun, mekanismenya berbeda, menggunakan sistem teknologi digitalisasi bernama MyPertamina. Aplikasi yang diharapkan akan mendisrupsi cara-cara usang sehingga BBM jenis Pertalite dan solar subsidi bisa lebih tepat sasaran.

Tak kalah penting saat ini, bagaimana agar MyPertamina sebagai sebuah platform lebih berkembang kian sempurna, khususnya dari segi fitur yang dimilikinya. Terintegrasi ke dalam ekosistem digital yang menghubungkan regulator, badan usaha dan konsumen. Serta mengedepankan etika sebagai sebuah tata kelola perusahaan yang baik dengan melindungi data pengguna.

UJI COBA PEMBELIAN PERTALITE MENGGUNAKAN APLIKASI
UJI COBA PEMBELIAN PERTALITE MENGGUNAKAN APLIKASI (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.)
 



Big Data

Sebagai produk teknologi digitalisasi, MyPertamina dipastikan menghasilkan big data. Tentu ini yang menjadi penting sebagai sebuah new resources. Data di kekiniaan dianalogikan sebagai sebuah minyak mentah (crude oil).  Jika minyak mentah ini diolah akan menghasilkan beragam jenis minyak bakar untuk keperluan otomotif, rumah tangga hingga industri.

Sama seperti dengan data, jika terakumulasi menjadi big data, diolah secara lengkap, akurat dan saling tekoneksi dengan data yang relevan akan menghasilkan rancangan, pemetaan juga prediksi terhadap suatu tren yang dapat digunakan sebagai sebuah strategi dalam berbisnis. 

Data yang dihasilkan oleh MyPertamina dapat dibaca, dieksplorasi dan dieksploitasi oleh negara dan badan usaha dalam merancang alokasi subsidi tepat sasaran. Dari data tersebut dapat ditangkap pergerakan insight yang telah ditargetkan berdasarkan demografi.

Komponen yang didalami salah satunya adalah customer behavior. Ini merupakan komponen utama untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan seseorang terhadap produk BBM. Jika telah ditemukan kecenderungan terhadap sesuatu maka impresi sudah didapat dibangun dengan baik kepada orang yang tepat.

Masa depan MyPertamina diharapkan menjadi sebuah platform untuk semua kalangan. Ia berfungsi sebagai barometer yang tidak hanya berfokus pada pemetaan konsumsi jenis tertentu. Juga mengarahkan konsumsi penggunanya terhadap BBM sesuai dengan kebutuhan dan standar perekonomian.

MyPertamina tentunya berupaya menjadi superapps yang memberikan layanan komunikasi dua arah. Ini akan memudahkan publik untuk berkonsultasi seputar dengan produk BBM berkualitas secara real time. Yang tak kalah pentingnya lagi, masa depan MyPertamina juga akan memberi petunjuk terkait transisi energi.

Halaman:
Jimmy Wijaya
Jimmy Wijaya

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke opini@katadata.co.id disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...