Pendiri dan CEO Grab Anthony Tan mengatakan Grab telah mengembangkan teknologi tersebut sejak berdiri pada Juni 2012. Namun, pada Juli lalu mereka benar-benar siap meluncurkannya.

“Memperkuat nilai ekonomi bagi seluruh pengguna lebih dari yang pernah kami ciptakan sebelumnya,” kata Anthony Tan, Juli lalu.

Grabplatform ini disambut hangat para mitra kerja strategis yang menjalin kerja sama dengan Grab. Pada Juli lalu, diluncurkan GrabFresh, hasil kerja sama Grab dengan HappyFresh, perusahaan yang menyediakan jasa antar belanjaan dan kebutuhan rumah tangga dari jaringan supermarket.

OVO
Grab bekerja sama dengan OVO. 

Menyusul pada Agustus lalu, Grab mengumumkan unit bisnis terbarunya bernama GrabAds yang memberikan ruang bagi pengiklan memanfaatkan berbagai armada Grab. Di Indonesia GrabAds bekerja sama dengan StickEarn dan Karta dalam pemasangan konten iklan/stiker di kendaraan mitra pengemudi.

Langkah terbaru Grab bekerja sama dengan Ping An Good Doctor untuk memberikan layanan kesehatan online di Asia Tenggara. Ping An Good Doctor merupakan perusahaan kesehatan online asal Tiongkok yang kini memiliki 200 juta pengguna.

Kerja sama patungan ini akan memungkinkan pelanggan mendapatkan layanan medis terpadu lewat platform Grab. Layanan akan diluncurkan di beberapa negara Asia Tenggara pada kuartal pertama tahun depan.

(Baca juga: Otoritas Singapura Denda Grab dan Uber Rp 142 Miliar)

Berbagai kerja sama ini menambah deretan layanan yang telah tersedia di platform Grab. Di antaranya GrabExpress untuk logistik, GrabProfiles untuk otentikasi pengguna, GrabDaily untuk konten berita bekerja sama dengan Yahoo, dan GrabTV.

Selain itu Grab mendirikan Grab Ventures dengan modal Rp 3 triliun yang akan memberikan pembiayaan kepada 3-5 startup Indonesia sampai 2020. Di luar itu, Grab juga bermitra dengan Microsoft dalam pemanfaatan cloud dan teknologi AI dan kerja sama dengan Mastercard untuk pembayaran kredit melalui GrabPay.

Strategi Grab untuk menciptakan “everyday superapp” bukanlah sebuah ide yang baru. Langkah ini telah ditempuh oleh Go-Jek, dan aplikasi asal Tiongkok WeChat.

Go-Jek Vietnam, Go-Viet
Go-Jek Vietnam, Go-Viet (Facebook/Go-Viet)

Go-Jek pun telah selangkah di depan dalam mengembangkan beragam layanan unik seperti Go-Massage, Go-Auto, Go-Mart, Go-Glam, dan Go-Med. Beberapa konten baru yang tampak dalam aplikasi Go-Jek adalah tips and trick a la Gozalia, ramalan Mama Anabel, hingga GojekStories yang berisi kisah-kisah inspiratif para mitra pengemudi.

Selain bersaing di bisnis konten, Go-Jek pun menyusul Grab memiliki bisnis ventura untuk mengakuisisi startup baru yang dapat menunjang platform-nya.

Go-Jek bereksperimen dengan memunculkan konten berita Kumparan pada aplikasinya. Langkah ini pun memunculkan isu bahwa Go-Jek melalui Go-Ventures telah berinvestasi pada portal berita digital tersebut.

Go-Jek juga merilis Go-Studio yang memproduksi film untuk kemudian ditampilkan lewat Go-Play. Go-Studio sudah mendanai empat film yakni Kulari Ke Pantai, Buffalo Boys, Keluarga Cemara, serta Aruna dan Lidahnya.

Persaingan dua perusahaan yang berbasis transportasi online ini akan semakin ketat. Masih sulit untuk menebak siapa yang akan memenangkan laga. Keduanya sama-sama memiliki dukungan dana besar dan kreativitas tak terbatas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement