“Tapi sekali lagi ini masih perkiraan karena belum ada konfirmasi tertulis dari mereka,” kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Jumat, 8 April 2021 lalu.

Distribusi vaksin AstraZeneca yang diproduksi di India juga ditunda pada April dan Mei 2021. Seharusnya, Indonesia mendapatkan sebanyak 300 ribu dosis vaksin AstraZeneca pada dua bulan tersebut.

Pengiriman vaksin AstraZeneca pun baru akan dimulai pada Juni 2021. Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan bisa mendapatkan 20 juta dosis dari 50 juta dosis vaksin AstraZeneca yang direncanakan. Sisanya bakal dikirimkan pada tahun depan.

Sementara, distribusi vaksin dari produsen lainnya, seperti Sinovac, Novavax, dan Pfizer untuk tahun 2021 masih belum berubah. 

Lebih lanjut, Budi menyebutkan seluruh rencana pengiriman vaksin dari Novavax, Covax/GAVI, dan Pfizer dengan total 60,5 juta dosis pada 2022 dibatalkan. Hanya vaksin dari AstraZeneca yang kemungkinan masih akan dikirimkan hingga kuartal II-2022. Itu pun hanya 30 juta dosis yang merupakan penundaan dari rencana pengiriman pada 2021.

Dari data tersebut, total vaksin Covid-19 yang bakal diterima Indonesia hingga kuartal II 2022 hanya sebanyak 329,5 juta dosis. Jumlah tersebut masih kurang dari kebutuhannya yang sebesar 426 juta dosis.

Jika tak segera diantisipasi, kekurangan kebutuhan tersebut akan mengganggu program vaksinasi Covid-19 yang tengah berjalan. Rencana vaksinasi Covid-19 selesai pada Maret 2022 pun berpotensi molor. 

JUMLAH VAKSINASI DI INDONESIA
Ilustrasi vaksin Covid-19.  (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.)

Langkah Atasi Kekurangan Vaksin

Untuk mengatasi kekurangan vaksin, pemerintah akan menambah 97,3 juta pasokan vaksin dari Sinovac. Rencananya, vaksin tersebut dikirimkan berkala sejak Oktober-November 2021.

Juru bicara pemerintah untuk vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya tengah berunding dengan Sinovac untuk bisa mendapatkan pasokan tersebut saat ini. “Ini masih dinegosiasikan sebagai plan B ya,” kata Nadia kepada Katadata.co.id pada Senin, 19 April 2021.

Nadia mengatakan, pemerintah juga telah bersurat dengan WHO untuk mengantisipasi keterlambatan distribusi vaksin Covid-19. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun sudah bernegosiasi dengan sejumlah produsen supaya distribusi vaksin ke depan berjalan lancar.

Selain mengandalkan impor, keberadaan antivirus Covid-19 lokal seperti vaksin Merah Putih bisa jadi harapan. Epidemiolog dari Universitas Airlangga Laura Navika Yamani mengatakan, pemerintah harus mendorong pengembangan vaksin Merah Putih agar bisa segera diproduksi. 

“Ini menjadi game changer. Jadi harapan paling besar ya,” kata Laura saat dihubungi Katadata.co.id pada Jumat, 16 April 2021.

Kendati begitu, Laura mengingatkan perlunya kehati-hatian terhadap pengembangan vaksin di dalam negeri. Ini mengingat pengembangan vaksin corona menjadi hal yang relatif baru di Indonesia.

Halaman:
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement