Riset INDEF: 50% UMKM Pilih Shopee untuk Berjualan Online

UMKM memilih e-commerce dan media sosial sebagai tempat utama untuk berjualan secara online.
Anshar Dwi Wibowo
29 Januari 2024, 08:39
Warga melihat etalase di situs belanja daring di Pandeglang, Banten, Senin (23/10/2023). Berdasarkan data Statista Market Insights, proyeksi pengguna e-commerce di Indonesia hingga akhir tahun 2023 mencapai 196,47 juta pengguna atau naik sebesar 9,7 perse
ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/rwa.
Warga melihat etalase di situs belanja daring di Pandeglang, Banten, Senin (23/10/2023). Berdasarkan data Statista Market Insights, proyeksi pengguna e-commerce di Indonesia hingga akhir tahun 2023 mencapai 196,47 juta pengguna atau naik sebesar 9,7 persen dibandingkan tahun lalu mencapai 178,94 juta pengguna.

Riset INDEF tersebut juga menganalisis tempat berjualan online yang “paling sering digunakan”. Berdasarkan hasil riset tersebut, Shopee konsisten menempati posisi pertama sebagai aplikasi yang paling banyak digunakan oleh para pelaku UMKM dengan persentase sebesar 36,22 persen, diikuti oleh Facebook Marketplace (18,50 persen) dan online food delivery (16,93 persen) seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood.

Riset Indef
(Dok Istimewa)

Merujuk pada hasil riset INDEF, pelaku UMKM memiliki tiga alasan utama mengapa mereka menerapkan digitalisasi dalam bisnisnya. Tiga alasan utama tersebut meliputi kepraktisan dalam berjualan secara online (79,13 persen), eksposur/trafik yang lebih luas (72,83 persen), dan potensi pertumbuhan bisnis yang lebih cepat (69,69 persen).

Izzudin Farras, Peneliti Center of Digital Economy and SMEs INDEF mengungkapkan bahwa terlepas dari pertumbuhan ini, keterampilan digital tetap menjadi tantangan bagi UMKM untuk bisa masuk dalam digitalisasi. 

“Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM untuk menghadapi persaingan bisnis adalah dengan mengikuti program edukasi atau pelatihan UMKM yang diadakan oleh berbagai platform e-commerce,” jelasnya.

Berdasarkan riset tersebut, beberapa tantangan utamanya adalah ketatnya persaingan antar pelaku usaha dalam platform digital (96,46 persen) dan kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam penggunaan platform digital (83,46 persen).

Namun demikian, Izzudin juga mengatakan bahwa kini sudah semakin banyak pelaku UMKM yang sadar akan pentingnya penggunaan platform digital dan dampak positif digitalisasi dalam bisnis mereka. Oleh karena itu, para pelaku UMKM diharapkan dapat terus melakukan inovasi dari segi produk, layanan hingga strategi untuk menggaet pelanggan di tengah persaingan bisnis online yang semakin ketat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...