Peluang Indonesia Peroleh Untung dari Perang Dagang AS-Tiongkok
Perang dagang yang kian panas dapat membuat seluruh komoditas ekspor Tiongkok dikenai tarif tambahan oleh Amerika Serikat (AS). Hal ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk menjadi substitusi produk ekspor Tiongkok ke AS.
Duta Besar Indonesia untuk AS Mahendra Siregar mengatakan, Indonesia kini menghadapi tahap penentuan Generalized System of Preferences Country Practice Review untuk mendapatkan pembebasan tarif pada beberapa komoditas. Jika disetujui, Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk-produk yang selama ini dikuasai Tiongkok.
Beberapa komoditas utama ekspor Indonesia yang berpeluang untuk memenuhi pasar AS antara lain: pakaian, produk karet, sepatu atau alas kaki, elektronika, dan furnitur. Selain itu, komoditas potensial adalah produk kayu, produk kulit, produk kimia, bunga buatan, mainan, dan produk kertas.
Jika mampu menjadi substitusi produk Tiongkok, pangsa pasar ekspor Indonesia di AS bisa melejit dari saat ini rata-rata di bawah 10 persen. Namun, Indonesia harus bersaing dengan sejumlah negara yang rata-rata total ekspornya lebih besar, di antaranya Kanada (US$ 318,3 miliar), Meksiko (US$ 12,9 miliar), Italia (US$ 47,1 miliar), dan Vietnam (US$ 40,2 miliar). Sedangkan, rata-rata total ekspor Indonesia ke AS hanya US$ 20,6 miliar.