Konflik Panjang Berujung Perang Rusia-Ukraina

Reza Pahlevi
26 Februari 2022, 10:29

Perang antara Rusia dan Ukraina tak terhindarkan. Pasukan Rusia menyerang Donetsk dan Luhansk yang berada di wilayah Ukraina pada 24 Februari 2022.

Pada hari kedua serangan, gempuran pasukan Rusia dikabarkan telah mencapai ibu kota Kyiv. Sejumlah ledakan dilaporkan menyebabkan setidaknya satu blok apartemen rusak dan beberapa warga sipil terluka. Pada saat yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky masih menetap di Kyiv.

“Malam ini akan sangat sulit dan musuh (Rusia) akan menggunakan segala kekuatannya untuk menembus ketahanan Ukraina. Nasib Ukraina ditentukan saat ini,” ujar Zelensky dalam pernyataannya, dikutip dari CNN pada Sabtu (25/2).

Dalam pernyataannya, Zelensky juga menyebut Rusia telah menyerang taman kanak-kanak (TK) selain infrastruktur warga sipil.  Mengutip Associated Press, pejabat Ukraina menyebut setidaknya sudah ada 137 korban jiwa akibat invasi Rusia ini.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan invasi terhadap Ukraina pada Kamis (24/2). “Saya memutuskan untuk meluncukan operasi militer khusus,” ujar Putin.

Serangan Putin terhadap Ukraina dimulai ketika dia mengakui kemerdekaan dua daerah timur Ukraina, Donetsk dan Luhansk. Kedua daerah ini sudah dikuasai oleh separatis pro Rusia sejak 2014. Sehari berselang, Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina.

Aksi Rusia ini menuai kecaman dari negara-negara Barat. Amerika Serikat, misalnya, telah memberikan sanksi keuangan yang menarget 10 lembaga keuangan terbesar Rusia serta sanksi pembatasan ekspor.

Pada Kamis (23/2), Presiden Joko Widodo meminta perang yang terjadi segera dihentikan. Meski begitu, pernyataan ini tidak menyebut jelas pihak mana yang berperang.

“Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia,” cuitnya di akun Twitter @jokowi.

Kementerian Luar Negeri pun mengeluarkan pernyataan resmi terkait perang ini pada Jumat (25/2). Ada lima pernyataan sikap Indonesia, yaitu:

  1. ​Penghormatan terhadap tujuan dan prinsip piagam PBB dan hukum internasional, termasuk penghormatan terhadap integritas wilayah dan kedaulatan, penting untuk terus dijalankan.
  2. Oleh karenanya, serangan militer di Ukraina tidak dapat diterima. Serangan juga sangat membahayakan keselamatan rakyat dan mengancam perdamaian serta stabilitas kawasan dan dunia
  3. Indonesia meminta agar situasi ini dapat segera dihentikan dan semua pihak agar menghentikan permusuhan serta mengutamakan penyelesaian secara damai melalui diplomasi.
  4. Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah nyata guna mencegah memburuknya situasi.
  5. Pemerintah, melalui Kementerian Luar Negeri, telah mempersiapkan rencana evakuasi WNI. Keselamatan WNI selalu menjadi prioritas pemerintah.

Konflik antara Ukraina dan Rusia bisa ditarik kembali di awal 1990-an. Sejak keluar dari Uni Soviet, kedua negara memiliki jalan politik dan ekonomi yang berbeda. Rusia ingin mengembalikan solidaritas negara-negara pecahan Uni Soviet sementara Ukraina memilih mendekat ke negara-negara Barat. 

Berikut kekuatan pengaruh negara-negara Asia menurut Lowy Institute

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami