Warga Negara G20 Mana Penghasil Emisi Karbon Terbesar?
Isu perubahan iklim merupakan salah satu topik yang akan dibahas dalam KTT G20 di Bali. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tantangan akibat perubahan iklim akan lebih berat dibandingkan dampak pandemi Covid-19.
“Pandemi memberi peringatan yang keras tentang kerentanan ekonomi global kita terhadap guncangan non-tradisional,” kata dia.
Sebelumnya dia juga pernah menyampaikan, aspek keuangan memiliki peranan penting untuk mengatasi perubahan iklim. “Perlu menemukan cara untuk meningkatkan dan mengarahkan lebih banyak pembiayaan investasi dan teknologi berkelanjutan yang memfasilitasi aksi iklim,” kata Sri Mulyani.
Peran negara G20 dibutuhkan dalam menurunkan emisi karbon untuk memerangi perubahan iklim. Temuan dari Laporan Transparansi Iklim atau Climate Transparency Report, G20 adalah kelompok negara yang bertanggung jawab atas 75% emisi gas rumah kaca (GRK) global.
Berdasarkan data BP Statistical Review of World Energy 2021, Tiongkok menjadi negara penghasil emisi CO2 terbesar. Negara Tirai Bambu itu menghasilkan emisi CO2 sebesar 9,8 miliar ton pada 2020.
Sementara jika dilihat dari perspektif CO2 per kapita, gambarannya sangat berbeda. Tiongkok adalah negara besar berpenduduk 1,4 miliar orang sehingga masuk akal jika negara itu akan memancarkan emisi lebih banyak.
Namun jika dilihat emisi per kapita, rata-rata penduduk Tiongkok mengeluarkan emisi lebih sedikit daripada rata-rata penduduk di negara-negara maju.
Pada 2020, emisi karbon per kapita Tiongkok sebesar 7 ton. Sebagai perbandingan, Arab Saudi menghasilkan emisi karbon per kapita terbesar, yakni mencapai 16,4 ton pada 2020.
Posisi kedua ditempati oleh Australia dengan emisi karbon per kapita yang dihasilkan mencapai 14,5 ton. Setelahnya ada Kanada dan Amerika Serikat masing-masing 13,6 ton dan 13,5 ton.
Persoalan ketimpangan antara negara maju dan berkembang terkait dengan perubahan iklim selalu menjadi perdebatan dalam setiap dialog internasional lingkungan.
Selama ini negara-negara maju selalu menekan negara berkembang untuk mengurangi emisi. Namun jika dilihat secara per kapita, negara maju justru menghasilkan emisi yang lebih tinggi.
Berdasarkan data, India merupakan negara yang menghasilkan emisi karbon terbesar ketiga di antara negara G20. Namun, secara per kapita emisi CO2 yang dihasilkan negara tersebut bahkan paling sedikit, yakni 1,7 ton pada 2020.
Adapun Indonesia menghasilkan emisi CO2 per kapita terendah ketiga, yakni 2,1 ton. Indonesia akan membawa isu pengurangan emisi karbon pada Presidensi G20.
Menurut Sri Mulyani, Indonesia menyadari bahwa menghindari pemanasan bumi sangat penting bagi dunia. Karena itu, dibutuhkan program yang kredibel guna mengurangi emisi karbon.