KOMIK: Koboi Purbaya Gemar Menembak
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjadi sorotan publik. Dia kerap memberikan komentar mengenai berbagai persoalan. Salah satunya mengenai dana milik pemerintah daerah (pemda) yang mengendap di bank yang mencapai Rp234 triliun. Hal ini, menurutnya, bisa berdampak menghambat roda perekonomian di daerah.
“Orang saya (staf Kemenkeu) saja masih nggak percaya segitu. Saya masih suruh periksa lagi. Itu uang apa sebetulnya,” kata dia di Gedung Kementerian Keuangan pada 21 Oktober.
Purbaya juga menanggapi wacana pembentukan Family Office jika menggunakan APBN. Namun, dia menyatakan dukungannya untuk pembentukan lembaga pengelola kekayaan keluarga superkaya itu.
“Kalau Dewan Ekonomi Nasional (DEN) bisa bangun sendiri, ya bangun saja, anggarannya (APBN) tidak akan saya alihkan ke sana,” kata Purbaya di Gedung Direktorat Jenderal Pajak, Kemenkeu, 13 Oktober.
Mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan itu juga ikut buka suara terkait pelunasan utang Kereta Cepat Whoosh. Dia bilang tak akan melunasi utang itu dengan APBN, sebab proyek tersebut dimiliki Badan Pengelola Investasi Danantara.
“Karena Danantara terima dividen dari BUMN kan hampir Rp 80 triliun sampai Rp 90 triliun. Itu cukup untuk menutupi sekitar Rp 2 triliun (bunga) bayaran tahunan KCIC,” kata Purbaya di Wisma Danantara, 16 Oktober.
Untuk diketahui, Kereta Cepat Whoosh merupakan segmen pendapatan PT.KAI dengan kerugian terbesar. Nominalnya mencapai Rp1,2 triliun per Agustus 2025.
Dengan gaya komunikasinya yang “koboi” dan ceplas-ceplos, Purbaya mendapat kritik dari mantan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi. Menurut dia, sebaiknya Purbaya tak mempertontonkan aksi saling serang antaranggota kabinet di publik.
“Kalau kita bicara dalam konteks pemerintah, ya sesama anggota kabinet, sesama pemerintah nggak bisa baku tikam terus-menerus di depan umum. Karena itu akan melemahkan pemerintah,” kata Hasan Nasbi di kanal Youtube pribadinya pada 24 Oktober lalu.
Purbaya menanggapi kritik itu dengan santai. Menurutnya, dirinya adalah perpanjangan tangan Presiden Prabowo. Dia mengaku semua yang dilontarkan dari mulutnya juga atas perintah presiden.
“Itu juga atas perintah pemerintah, Bapak Presiden. Jadi saya tidak berani gerak sendiri. Jangan dianggap saya koboi, saya hanya kepanjangan tangan dari Bapak Presiden dengan versi yang lebih halus malah,” ujar dia pada 27 Oktober di Menara Bank Mega.
