Lahan Virtual Digandrungi, Pelaku Pasar Kripto Ingatkan agar Hati-hati

Fahmi Ahmad Burhan
14 Januari 2022, 17:16
kripto, NFT, lahan virtual
123RF

Sejumlah perusahaan global seperti Samsung dan Adidas hingga selebriti seperti Snoop Dog ramai membeli lahan virtual. Pelaku pasar kripto mengingatkan, investor yang tertarik masuk investasi virtual tersebut untuk berhati-hati agar tidak salah langkah.

Dikutip dari Wired, lahan virtual sendiri merupakan lapisan jaringan digital yang terhubung secara geografis. Seperti NFT alias non-fungible token, orang yang membeli lahan virtual ini dapat mengklaim kepemilikannya.

CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan transaksi lahan virtual di dunia metaverse secara teknologi masih sangat baru. Alhasil, dari sisi kegunaan belum terlalu bisa diandalkan.

Calon investor yang mau terlibat di lahan virtual juga menurutnya jangan terlalu memaksakan diri. "Namun, apabila tertarik, usahakan terlebih dahulu bertransaksi di platform yang didukung banyak perusahaan besar, karena ini tentang ekosistem," ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (13/1).

Calon investor juga menurutnya mesti memperhatikan kapitalisasi pasar uang kripto alias cryptocurrency yang dipakai di metaverse. Sebab, kapitalisasi pasar menentukan seberapa banyak jumlah penggunanya. 

Dikutip dari Coinmarketcap, setidaknya ada 181 jumlah cryptocurrency terkait metaverse. Cryptocurrency yang mempunyai kapitalisasi terbesar antara lain, Decentraland atau MANA, The Sandbox atau SAND, dan Axie Infinity atau AXS.

Head of TokoMall Thelvia Vennieta juga mengatakan, investor mesti memahami bahwa investasi di lahan virtual tidak seperti berinvestasi di pasar properti dunia nyata. "Dalam berinvestasi di lahan fisik yang Anda peroleh benar-benar ada. Sementara, lahan digital di metaverse akan menjadi invalid kalau platform tempat Anda membeli tanah itu gagal dan menjadi offline," ujarnya. 

Menurutnya, bisa saja pemilik proyek gagal untuk memberikan peta jalan proyek yang dijanjikan di awal. Investor juga mesti memperhatikan volatilitas tinggi terkait dengan aset kripto yang digunakan untuk bertransaksi di metaverse.

"Ini karena penilaian mata uang digital tidak stabil. Jadinya penilaian properti yang Anda miliki di metaverse juga berfluktuasi secara proporsional," ujarnya.

Kenaikan harga aset metaverse saat ini juga masih berbasis sensasi semata. Sebab, adopsi teknologi metaverse masih belum begitu luas.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan global dan selebriti gencar berinvestasi di lahan virtual. Yang terbaru, Prager Metis International membuka properti virtual tiga lantai US$ 35 ribu. Perusahaan akuntan yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS) ini membeli properti di lahan virtual melalui platform Decentraland bulan lalu.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...