Mark Zuckerberg Ancang-ancang Masukkan NFT ke Aplikasi Instagram
CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan bahwa media sosial Instagram akan memfasilitasi NFT alias non-fungible token. Aset digital itu memang telah menjadi tren dan mencatatkan lonjakan transaksi.
Dilansir dari CNN, NFT adalah aset digital yang menggambarkan objek asli seperti karya seni, musik, atau item yang terdapat pada video dan game. Aset digital ini tidak dapat digandakan atau diganti.
NFT mengubah karya seni digital dan jenis barang koleksi lainnya menjadi satu-satunya. Dengan begitu, karya itu bisa diverifikasi keasliannya dan dapat diperdagangkan melalui blockchain.
Zuckerberg mengatakan, Instagram akan menghadirkan NFT ke platform-nya dalam beberapa bulan mendatang. Namun, Zuckerberg tidak menjelaskan secara spesifik bagaimana skema penggunaan NFT di Instagram.
"Tapi pengguna akan dapat membawa NFT ke Instagram dan semoga seiring waktu, dapat mencetak hal-hal dalam lingkungan yang lebih luas," katanya dikutip dari Business Insider pada Rabu (16/3).
Sebelum Zuckerberg, Head of Instagram Adam Mosseri telah mengonfirmasi bahwa perusahaan secara aktif mengeksplorasi NFT. Tujuannya, membawa teknologi terbaru ke pengguna yang lebih luas.
"Saya pikir ini adalah tempat menarik yang bisa kami mainkan dan juga semoga membantu para pembuat konten," kata Mosseri dikutip dari TechCrunch.
Pada musim panas lalu, Instagram juga telah menyelenggarakan pertemuan virtual bernama Creator Week. Pertemuan itu mengundang pada pembuat NFT.
Ketertarikan Instagram pada NFT sejalan dengan visi induk usaha mereka Meta untuk menjadi perusahaan dunia virtual alias metaverse. Meta berencana menghadirkan pakaian yang bisa dikenakan di metaverse sebagai NFT.
Sebelum Meta, Twitter telah lebih dahulu masuk ke pasar NFT. Twitter memperkenalkan fitur baru yang memungkinkan pengguna memamerkan NFT mereka di platform pada Januari. Fitur itu baru hadir di ponsel berbasis iOS dan khusus untuk pengguna berlangganan atau Twitter Blue.
"Fitur ini mempunyai kemampuan untuk mengatur NFT sebagai gambar profil mereka. Semua orang di Twitter akan dapat melihat gambar berbentuk heksa baru tidak peduli platform apa yang mereka gunakan saat ini," kata Twitter dikutip dari TechCrunch, pada Januari (21/1).
NFT memang menjadi tren baru-baru ini. Perusahaan data NFT Nonfungible.com mencatat, penjualan aset digital ini mencapai US$ 17,6 miliar atau sekitar Rp 251,6 triliun tahun lalu. Nilainya melonjak 21.000% dibandingkan 2020 US$ 82 juta atau Rp 1,2 triliun.
“Kami melihat pertumbuhan eksponensial selama setahun terakhir,” ujar salah satu pendiri Nonfungible.com Gauthier Zuppinger kepada CNBC Internasional, pekan lalu (10/3).
Nonfungible.com pun mencatat, lebih dari 2,5 juta pemilik dompet kripto untuk memperdagangkan NFT tahun lalu. Jumlahnya naik dari hanya 89 ribu pada 2020. Sedangkan jumlah pembeli NFT melonjak dari 75 ribu menjadi 2,3 juta.
Investor menghasilkan total keuntungan US$ 5,4 miliar dari penjualan NFT tahun lalu. Lebih dari 470 dompet menghasilkan keuntungan lebih dari US$ 1 juta.
Kategori NFT yang paling populer adalah barang koleksi, yang menghasilkan penjualan US$ 8,4 miliar. NFT game seperti Axie Infinity mewakili kategori terbesar kedua, mengumpulkan US$ 5,2 miliar dalam penjualan.
Nonfungible.com juga mencatat ada pergeseran fokus ke metaverse pada akhir tahun. Banyak orang menjual tanah digital dan proyek lain di luar angkasa dengan total US$ 514 juta.
Zuppinger tidak memprediksi bahwa nilai transaksi NFT melonjak secara dramatis tahun ini. Volume rata-rata sekitar US$ 687 juta per minggu sejauh ini pada 2022. Volume rata-rata transaksi NFT itu di bawah tahun lalu US$ 620 juta per minggu.
“Yang menarik adalah kami melihat lebih sedikit orang, lebih sedikit pembeli, lebih sedikit penjualan,” kata Zuppinger.
“Komunitas global mungkin telah menurun karena spekulasi dan hilangnya minat pada koleksi. Tetapi pasar global masih sangat tinggi dan nilai dari beberapa aset ini terus meningkat,” kata dia.