Perjalanan Xendit, Belajar dari Aneka Kegagalan hingga Jadi Unicorn

Intan Nirmala Sari
5 Juni 2022, 07:30
Xendit, startup, unicorn,
Youtube

Sejumlah startup telah menyandang unicorn, termasuk Xendit. Untuk mencapai level perusahaan dengan nilai di atas US$ 1 miliar tersebut, perusahaan pintu pembayaran atau payment gateway ini melewati jalan berliku, melalui sejumlah kegagalan dalam mengembangkan produk.

Karena itu, Co-Founder & COO Xendit, Tessa Wijaya memberi tips, untuk membangun perusahaan rintisan tidak bisa hanya mengandalkan satu ide. Hal ini berkaca pada pengalaman para pemegang operasi Xendit, yang nyaris menjadi perusahaan blockchain.

“Banyak orang menyangka startup itu dimulai dari satu ide dan wow sampe sukses. Tapi banyak startup yang idenya benar-benar beda, jadi harus pivoting,” kata Tessa dalam program serial podcast Impactalk yang dirilis oleh Impactto belum lama ini.

Tessa bercerita, sebelum dia bergabung ke Xendit, perusahaan rintisan tersebut sempat berpikir untuk membuat blockchain, yang erat kaitannya dengan aset kripto. Blockchain adalah buku besar terdesentralisasi dan terdigitalisasi, yang mencatat informasi transaksi aset kripto dalam urutan kronologis.

“Tapi di 2015, siapa yang mau mengikuti bclockchain?” ujar Tessa. Ketika membuat blockchain, Tessa mengatakan, tidak ada transaksi. [Perbincangan lengkap program Impacttalk tersebut bisa dililhat pada link berikut ini]

Startup itu pun kembali mencari inspirasi lain dan muncul ide membuat perusahaan mobile payment seperti Venmo di Amerika. Saat perjalanan awal, dompet digital tersebut memiliki banyak pengguna. Namun selang beberapa lama, mereka sadar bahwa pengguna hanya akan memakai jasa mobile payment jika ada diskon.

Pada 2015 belum terlalu banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan layanan keuangan digital, termasuk mobile payment. Kondisi tersebut menjadi tantangan dan dinilai belum bisa dikembangkan di Indonesia kala itu, sehingga Tessa dan tim kembali membuat pivot untuk kedua kalinya.

Seiring perjalanan membangun Xendit, Tessa bercerita bahwa Moses Lo selaku Founder dan CEO Xendit berfokus pada produk payment gateway. Sementara Tessa mulai membangun produk berbeda untuk usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM, dengan nama Click Cell. Sayangnya, produk tersebut tidak berjalan mulus.

Tessa bercerita, selama tiga bulan menjadi manajer produk, Click Cell belum ada yang menggunakan produk rintisannya tersebut. Alhasil, produk Click Cell dibatalkan dan dia kembali untuk fokus pada produk payment gateway.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...