Rupiah Digital Segera Diluncurkan, Indodax: Memudahkan Akses Kripto
Rencana Bank Indonesia untuk meluncurkan rupiah digital mendapat respons positif dari pelaku industri uang kripto. CEO Indodax, Oscar Darmawan menilai kehadiran rupiah digital akan memudahkan akses ke perdagangan kripto, karena sama-sama berbentuk digital.
Selain itu, Oscar menyampaikan kalau rupiah digital maupun aset kripto, bukan hal yang mengganggu satu sama lain karena fungsinya yang berbeda. Apalagi, kripto di Indonesia seperti Bitcoin dan kripto lainnya bukanlah alat pembayaran, melainkan sebuah komoditas atau aset yang dimanfaatkan untuk investasi
Berdasarkan peraturan pemerintah saat ini, kripto adalah suatu komoditas digital yang telah teregulasi dan hanya bisa dimiliki oleh para investor sebagai suatu aset bukan sebagai alat pembayaran. "Jadi ini merupakan hal yang berbeda dan tidak akan mengganggu,” kata Oscar dalam keterangan resminya, Jumat (29/7).
Menurut dia, langkah penggunaan rupiah digital merupakan sinyal baik untuk meningkatkan ekosistem ekonomi digital, sehingga Indonesia tidak ketinggalan dari negara lain. Itu menjadi bagian pembangunan infrastruktur dalam mendukung terlaksananya ekonomi digital seperti fokus pembahasan G20 terkait pembangunan infrastruktur, penetapan roadmap dan memberikan stimulus digitalisasi
"Digitalisasi dalam sistem ekonomi ada dengan harapan bisa memecahkan problematika yang terjadi selama ini. Terlebih juga mengurangi risiko dari penggunaan uang kertas,” ujarnya.
Dia juga menganggap, adanya pembentukan rupiah digital akan mengokohkan ekosistem ekonomi digital Indonesia. Baik stakeholder seperti pemerintah dan pengusaha, memiliki tujuan yang sama dalam meningkatkan literasi keuangan digital dan juga meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan bangsa.
Di samping itu, meskipun fungsi antara aset kripto dan rupiah digital berbeda, baik pelaku usaha dan pemerintah memiliki tujuan sama untuk meningkatkan literasi keuangan digital. Oscar juga meyakini blockchain maupun kripto dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Ini sebagaimana jutaan orang yang menggantungkan hidupnya di Indonesia melalui transaksi jual beli kripto di Indodax," katanya.
Oscar juga mengusulkan agar pembuatan rupiah digital dapat memanfaatkan teknologi distributed ledger, teknologi yang memiliki banyak kelebihan. Apalagi, teknologi tersebut dianggap memiliki sifat yang lebih aman dan transparan.
“Teknologi blockchain sangat mengedepankan sifat transparansi dan efisiensi. Konsepnya pun sama dengan konsep Web 3.0 yang sama-sama mengedepankan prinsip tersebut. Sehingga fungsinya sebagai pembayaran atau alat tukar bisa jauh lebih efisien, transparan, dan aman,” ujar Oscar.
Sebelumnya, Bank Indonesia mengumumkan akan segera meluncurkan Rupiah digital. Konsep mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC) akan dilakukan secara wholesale atau grosir. Adapun distribusinya akan dilakukan melalui lembaga jasa keuangan seperti perbankan.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, terdapat tiga aspek yang dipersiapkan dalam penerbitan CBDC tersebut. Pertama, konseptual desain dari rupiah digital. Tahap ini disebut sedang dalam finalisasi. Pada aspek pertama ini, rupiah digital akan diterbitkan sebagai satu-satunya mata uang digital yang sah sebagai alat pembayaran dan didistribusikan secara wholesale.
Kedua, integrasi CBDC dengan infrastruktur sistem pembayaran dan pasar keuangan. Nantinya, rupiah digital ini akan disambungkan dengan infrastruktur pembayaran lain seperti BI-Fast, RTGS, GPN dan lainnya. Terakhir, pilihan teknologi. Perry tidak menyebut jenis teknologi apa yang nanti akan diadopsi BI untuk rupiah digital. Namun ada beberapa pilihan, termasuk teknologi blockchain.