Mengintip Kinerja Bukit Asam di Tahun Pandemi yang Bersinar

Amelia Yesidora
23 Desember 2021, 20:55
Mengintip Kinerja Bukit Asam di Tahun Pandemi
www.ptba.co.id
Bukit Asam (www.ptba.co.id)

Tahun 2021 memberi angin segar bagi perusahaan pertambangan walau masih dalam tekanan pandemi Covid-19. Badan usaha pelat merah PT Bukit Asam satu di antaranya. Perusahaan yang berfokus pada penambangan batu bara ini berhasil bangkit setelah merugi di tahun lalu seiring pendapatannya menurun dari 2019.

Kinerja keuangan Bukit Asam tahun ini cenderung positif. Emiten tambang emas hitam dengan kode saham PTBA tersebut membukukan pendapatan naik 50,8 %, menjadi Rp 19,4 triliun per September 2021.

Advertisement

Bukit Asam Memanfaatkan Kenaikan Harga Komoditas Global

Sembilan bulan pertama 2021, laba Bukit Asam meningkat 178,7 % menjadi Rp 4,8 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, keuntungan perusahaan ini memang hanya Rp 1,7 triliun. Peningkatan tersebut turut ditopang pendapatan perusahaan yang naik dari Rp 12,8 triliun menjadi Rp 19,38 triliun. 

Naiknya pendapatan dan laba dipengaruhi oleh harga komoditas global, terutama batu bara yang melambung. Berdasarkan index Newcastle (GAR 6322), rentang harga batu bara US$ 145 – 175 per ton (Rp 2,07 juta–Rp 2,5 juta). Adapun harga batu bara berdasarkan Indonesian Coal Index-3 (ICI-3) bergerak di rentang US$ 75 - 85 per ton (Rp 1,07 juta–Rp 1,21 juta). 

“Kisaran indeks batu bara Newcastle dan ICI-3 masing-masing merupakan harga tertinggi dalam 13 tahun terakhir dan 10 tahun terakhir,” demikian keterangan perusahaan dalam paparan publiknya.

Berikut grafik harga batu bara acuan (HBA) dari Maret hingga November 2021 menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. HBA sendiri diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.

 

Sumber Pendapatan Bukit Asam

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, sebagian besar pendapatan PTBA berasal dari penjualan batu bara. Porsi penjualan emas hitam berkontribusi 98 % atau setara Rp 19,13 triliun dari total pendapatan per September 2021.

Adapun perolehan dari penjualan batu bara Bukit Asam terbagi menjadi dua sumber. Pertama dari pendapatan pihak ketiga sebanyak 53,9 % atau Rp 10,3 triliun dan 46 % lainnya atau Rp 8,81 triliun berasal dari pihak berelasi.

Beberapa pihak yang membeli batu bara dari PTBA antara lain Perusahaan Listrik Negara, PT Indonesia Power, MIND ID Trading, PT Pupuk Sriwidjaja, dan PT Bukit Pembangkit Innovative. Dari seluruh pihak tersebut, PLN merupakan pembeli terbesar hingga 44,7 %, diikuti Indonesia Power 25 %, dan MIND ID Trading 20 %.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement