TOWR Calon Juragan Menara Telekomunikasi Anak Usaha Grup Djarum

Amelia Yesidora
12 November 2021, 14:32
grup djarum, TOWR, Saham TOWR, emiten:TOWR, profil perusahaan
ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/foc.
Sejumlah petugas PLN sedang memasang jaringan listrik di tower 19 yang roboh akibat Siklon Seroja pada Minggu (4/4) lalu di desa Tuanfeu, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (13/4/2021). Sebanyak lima kabupaten di Pulau Timor NTT belum bisa dialiri oleh jaringan listrik akibat tower penghubung ambruk.

Anak usaha Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara gencar melakukan ekspansi di penghujung akhir 2021. Berbagai cara dilakukan perusahaan dengan kode emiten TOWR tersebut, termasuk jalur akuisisi.

Teranyar, entitas anak usaha TOWR yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau dikenal Protelindo telah mengakuisisi 94,03 % atau Rp 16,7 triliun saham milik PT Solusi Tunas Pratama. Alhasil, Protelindo menjadi pemegang saham pengendali bagi perusahaan infrastruktur telekomunikasi tersebut. 

Tujuan pengambilalihan Solusi Tunas Pratama oleh Protelindo adalah untuk pengembangan usaha Protelindo, serta perluasan jaringan usaha. Harapannya, anak usaha TOWR itu dapat memperkuat posisinya sebagai pemilik dan operator tower independen Indonesia.

Berkat akuisisi itu pula, perusahaan dengan kode saham TOWR berpotensi menjadi perusahaan menara telekomunikasi swasta terbesar di Indonesia. Dilansir dari laman resmi perusahaan, hingga kuartal II-2021, TOWR memiliki dan mengoperasikan 21.575 menara. Di mana, 52% tersebar di Jawa dan sisanya 48 % di luar Jawa, dengan 40.158 penyewa total per Juni 2021.

Sementara itu, sumber pendanaan untuk akuisisi diperoleh TOWR dari pinjaman dana sebesar Rp 14 triliun dan menggunakan fasilitas pinjaman dana sebesar Rp 2,7 triliun. Tercatat akuisisi ini adalah transaksi terbesar yang pernah dilakukan Sarana Menara dalam enam tahun belakangan.

Saat ini, Solusi Tunas Pratama termasuk dalam perusahaan tower independen terbesar ketiga se-Indonesia dengan jumlah 6.780 tower, 12.500 penyewaan, dan lebih dari 9.000 km jaringan serat optik. Dengan adanya akuisisi Solusi Tunas Pratama dan Protelindo, maka TOWR akan memiliki 28.300 tower dengan kisaran 53.000 penyewa dan lebih dari 67.800 km jaringan kabel fiber optic dari hasil aksi korporasi tersebut.

Meregang Kinerja Keuangan Positif TOWR

Melansir laporan keuangan kuartal II-2021, kinerja TOWR berhasil membukukan pertumbuhan laba dan pendapatan di tengah terpaan pandemi Covid-19. Untuk pendapatan perusahaan per Juni 2021 tercatat naik 7,7% menjadi Rp 3,97 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 3,68 triliun.

Capaian pendapatan yang positif didukung bisnis usaha sewa menara telekomunikasi kepada pihak ketiga yang berkontribusi 98 % terhadap total pendapatan, atau sebanyak Rp 3,9 triliun. Adapun Beberapa penyewa jasa SMN ini antara lain PT Telekomunikasi Selular, PT Hutchison 3 Indonesia, PT XL Axiata, PT Indosat, hingga Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan cenderung stagnan dikisaran Rp 1,08 triliun. Alhasil, per Juni 2021 perusahaan menara telekomunikasi tersebut mampu membukukan laba periode berjalan naik 29 % menjadi Rp 1,7 triliun, dibandingkan catatan Rp 1,3 triliun tahun lalu.

Di sisi lain, harga saham TOWR juga terus bergerak di zona hijau dalam beberapa tahun terakhir  naik. Dikutip dari RTI, harga saham TOWR meningkat 22,4% per Kamis (11/11) dari posisi akhir tahun 2020 (year to date).

Saat ini, pemegang saham pengendali Sarana Menara Nusantara adalah PT Sapta Adhikari Investama (SAI), bagian dari Grup Djarum. Porsi kepemilikan SAI pada saham TOWR sebanyak 52,14%, sementara masyarakat menguasai 43,6 % atau sekitar 22,3 miliar lembar saham emiten menara telekomunikasi tersebut.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...