EBITDA Bukalapak Negatif hingga Rp 5,04 T Kuartal III, Simak Detailnya

Lavinda
Oleh Lavinda
31 Oktober 2022, 17:29
Bukalapak
Bukalapak
Bukalapak

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan pendapatan sebelum beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi disesuaikan atau EBITDA di level negatif Rp 5,04 triliun pada kuartal III 2022. Nilai negatif EBITDA Bukalapak membengkak dari -Rp 391 miliar pada kuartal III 2021.

Kendati demikian, kerugian perusahaan terselamatkan oleh komponen laba investasi saham Allo Bank yang tak terealisasi sebesar Rp 4,66 triliun.

Dengan demikian, EBITDA disesuaikan atau adjusted EBITDA yang tercatat pada kuartal III 2022 hanya -Rp 327 miliar. Berdasarkan data presentasi perusahaan, kerugian perusahaan menyusut dari adjusted EBITDA pada periode yang sama tahun lalu, -Rp 355 miliar.

"Rasio adjusted EBITDA terhadap TPV (nilai pemrosesan total) menunjukkan peningkatan (kinerja) dari -1,14% pada kuartal III 2021, menjadi 0,79% pada kuartal III 2022," ujar Sekretaris Perusahaan Bukalapak, Teddy Oetomo dalam keterangan tertulis, Senin (31/10).

Jika diamati dalam perhitungan sembilan bulan pertama tahun ini, EBITDA Bukalapak per September 2022 tercatat Rp 3,61 triliun. Nilai itu jauh berbeda dari kinerja EBITDA sampai September 2021 yang mencetak minus Rp 1,08 triliun.

Kendati demikian, adjusted EBITDA per September 2022 berbalik minus Rp 1,05 triliun. Tak jauh berbeda dengan adjusted EBITDA sampai September 2021 yang -Rp 1,01 triliun. Dalam hal ini, rasio adjusted EBITDA terhadap TPV membaik dari -1,16% menjadi -0,95%.

Meskipun perseroan telah mencatat laba bersih Rp 3,62 triliun per September 2022, menurut Teddy, Bukalapak tetap memiliki fokus pada kinerja operasional. "Oleh karena itu, manajemen tetap menggunakan adjusted EBITDA sebagai indikator kinerja perseroan," ujarnya.

Berdasarkan keterangan tertulis, Bukalapak mencatatkan nilai pemrosesan total atau Total Processing Value (TPV) pada kuartal III 2022 sebesar Rp 41,3 triliun, atau tumbuh 32% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

"Sebanyak 74% TPV perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi seluruh pasar, dan tren digitalisasi warung, serta toko ritel tradisional menunjukan pertumbuhan yang kuat," ujar Sekretaris Perusahaan Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan tertulis, Senin (31/10).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...