Taubat Nasuha, Pengertian, Tata Cara, Niat dan Doa Usai Shalatnya

Annisa Fianni Sisma
26 Maret 2024, 10:16
Taubat Nasuha
Pexels
Ilustrasi, Al-Quran
Button AI Summarize

Seorang Muslim diberi arahan oleh Allah ketika tersesat di jalan yang salah, untuk kembali ke jalan yang benar (shirat al-mustaqim). Jalan yang benar adalah jalan bagi orang yang bertakwa dengan bertaubat.

Dalam surat Al-Baqarah dijelaskan mengenai kriteria orang yang disebut bertakwa, di antaranya adalah orang yang beriman, shalat, mempercayai kepada Al-Qur’an dan isinya, dan lain-lain. Jika seseorang menyimpang dari apa yang diperintahkan, seperti kafir atau melakukan maksiat, maka orang tersebut akan mendapat tempat di neraka.

Ketika sedang dalam keadaan kafir atau menyimpang, seorang muslim hendaknya melaksanakan taubat nasuha. Dalam kitab Risalah al-Qusyairiyah dijelaskan bahwa pengertian tobat dalam bahasa Arab adalah al-ruju’ (kembali), yang berasal dari akar kata taaba-yatuubu.

Sedangkan dalam pengertian syara, tobat adalah kembali dari sesuatu yang tercela kepada sesuatu yang terpuji menurut hukum syar’i. Tobat juga dapat dianggap sebagai penyesalan seorang hamba atas dosa yang dilakukannya. Rasulullah dalam sebuah hadits menyatakan bahwa an-nadmu taubatun (penyesalan adalah tobat).

Berkenaan dengan itu, menarik mengetahui pengertian taubat nasuha dan cara melakukannya. Simak penjelasannya sebagai berikut.

Pengertian Taubat Nasuha

Tata Cara Sholat Witir
Taubat Nasuha (Pexels)

Taubat nasuha adalah keinginan yang kuat untuk menjauhi dosa dan tidak kembali kepadanya dengan kejujuran dalam bertaubat. Oleh karena itu, taubat nasuha harus dilakukan tanpa keraguan atau penyesalan dalam hati pelakunya serta tanpa menunda-nunda pelaksanaannya.

Taubat ini dilakukan semata karena takut dan khawatir akan Allah SWT dan azab yang mungkin datang, serta karena keinginan untuk mendapatkan kenikmatan di sisi-Nya, bukan karena alasan duniawi seperti menjaga reputasi, kedudukan, atau kepemimpinan. Al-Hafizh Ibnu Katsir menjelaskan bahwa taubat yang sejati dan sepenuh hati akan menghapus dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya, mengembalikan kesungguhan jiwa, serta menghilangkan dosa-dosa yang dilakukannya.

Sedangkan kata "nasuha" adalah bentuk hiperbolik dari kata "nashiih". Seperti kata "syakuur" dan "shabuur", yang merupakan bentuk hiperbolik dari "syakir" dan "shabir". Kata "n-sh-h" dalam bahasa Arab berarti "bersih".

Jika madu disebut "nashaha al 'asal", itu berarti madu itu murni, tanpa campuran. Kesungguhan dalam bertaubat harus seperti kesungguhan dalam beribadah atau dalam musyawarah, yaitu membersihkannya dari penipuan, kekurangan, dan kerusakan, dan menjaganya dalam kondisi yang paling sempurna.

Pendapat ulama salaf berbeda-beda dalam mendefinisikan hakikat taubat nasuha. Imam Al Qurthubi menyebut ada dua puluh tiga pendapat tentang hal ini. Namun, intinya adalah bahwa setiap orang mengungkapkan kondisi mereka sendiri atau melihat unsur tertentu.

Ibnu Jarir, Ibnu Katsir, dan Ibnu Qayyim menyatakan bahwa taubat nasuha adalah ketika seseorang bertaubat dari dosa dan tidak mengulanginya lagi, seperti susu yang tidak kembali ke payudara hewan.

Hasan Al Bashri mengatakan bahwa taubat adalah ketika seorang hamba menyesali perbuatannya di masa lalu dan berjanji untuk tidak mengulanginya. Al Kulabi menyatakan bahwa taubat adalah meminta ampunan dengan lidah, menyesali dengan hati, dan menjaga tubuh agar tidak melakukan dosa lagi.

Kelompok pertama mengartikan kata "nasuha" sebagai objek, yang berarti orang yang bertaubat menjadi bersih dan tidak tercemar. Artinya, orang tersebut dibersihkan dari dosa, seperti kata "raquubah" dan "haluubah" yang berarti dikendarai dan diperah. Atau juga bisa diartikan sebagai subjek yang berarti yang memberikan nasehat, seperti "khaalisah" dan "shaadiqah".

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...