Menilik Dua Doa Menanti Turun Malam Lailatul Qadar


Setiap bulan Ramadhan, ada satu malam yang selalu ditunggu kedatangannya oleh umat Muslim yaitu malam Lailatul Qadar. Malam ini sendiri dianggap penuh berkah dan diyakini merupakan waktu dimana malaikat turun ke bumi untuk mendoakan seluruh umat Islam yang beribadah malam itu.
Selain itu, malam Lailatul Qadar juga dikatakan sebagai malam kemuliaan yang lebih baik dari malam seribu bulan. Hal inilah yang mendorong umat Muslim untuk memperbanyak ibadah di malam tersebut.
Tidak ada tahu pasti kapan datangnya malam Lailatul Qadar. Namun, Rasulullah SAW memberikan petunjuk dimana malam ini ada pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Maka dari itu, umat Muslim dianjurkan untuk mengerjakan berbagai amalan untuk menyambut malam Lailatul Qadar. Salah satunya yaitu dengan membaca doa menanti turun malam Lailatul Qadar yang berisi pujian kepada Allah SWT dan juga permohonan ampunan atau tobat kepada Allah Allah SWT.
Berikut di bawah ini doa menanti turun malam Lailatul Qadar yang bisa dibaca oleh umat Muslim:
Doa Menanti Turun Malam Lailatul Qadar
Dilansir dari NU ONline, berikut ini dua doa menanti turun malam Lailatul Qadar yang bisa dibaca:
1. Doa malam Lailatul Qadar berdasarkan riwayat Imam At-Tirmidzi
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annī ('annājika dibaca berjamaah)
Artinya:
"Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkan-lah aku (maafkan-lah kami)."
2. Doa malam Lailatul Qadar berdasarkan riwayat lima imam hadis, kecuali Abu Dawud
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allāhumma innaka afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annī ('annājika dibaca berjamaah).
Artinya:
"Ya Allah, sungguh Engkau Maha Pemaaf. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkan-lah aku (maafkanlah kami)."
Adapun bunyi hadis riwayat lima imam hadis kecuali Imam Abu Dawud adalah sebagai berikut:
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اَللَّهِ: أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ اَلْقَدْرِ, مَا أَقُولُ فِيهَا? قَالَ: "قُولِي: اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي" رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ غَيْرَ أَبِي دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَالْحَاكِمُ
Artinya: "Dari sayyidah Aisyah ra, ia bercerita, ia pernah bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku mengerti sebuah malam itu adalah lailatul qadar. Bagaimana doa yang harus kubaca?' Rasulullah saw menjawab, 'Bacalah, 'Allāhumma innaka afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annī'" (HR lima imam hadis kecuali Imam Abu Dawud. Hadis ini diakui shahih oleh Imam A-Tirmidzi dan Al-Hakim).
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar
Ciri-ciri malam Lailatul Qadar sebagaimana disampaikan Rasulullah dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thayalisi, yaitu: “Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kelembutan, udara cerah, siang harinya tidak terlalu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi harinya Matahari bersinar lemah, dan tampak kemerah-merahan.”
Sedangkan tanda-tanda Lailatul Qadar secara khusus bagi orang yang menemukannya, sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Abil Fadl al-Ghumari dalam kitab Ghayatul Ihsan terbagi menjadi empat pendapat, yaitu:
- Seseorang yang bisa menemukan Lailatul Qadar hanyalah orang-orang yang sedang melakukan sujud.
- Tampaknya cahaya pada setiap sudut tempat, bahkan tempat-tempat yang gelap gulita.
- Mendengar suatu panggilan dari malaikat.
- Tanda-tandanya adalah diterimanya doa orang yang menemukan Lailatul Qadar.
Amalan di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan
Selain memanjatkan doa khusus di Malam Lailatul Qadar, berikut ini beberapa amalan lain yang dianjurkan untuk dikerjakan umat Muslim pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
1. Melakukan Shalat Berjamaah
Umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid yang merupakan salah satu keutamaan di bulan Ramadan. Tidak hanya itu, melaksanakan salat berjamaah di masjid juga bisa menjadi salah satu cara untuk bersilaturahmi.
Rasulullah SAW sendiri tidak pernah meninggalkan satu pun shalat berjamaah meski dalam keadaan sakit maupun cuaca buruk. Rasulullah SAW memberikan keteladanan pada malam-malam terakhir Ramadhan, dianjurkan untuk melakukan ihyaulail (menghidupkan malam dengan beragam ibadah) atau qiyamulail (mendirikan shalat malam).
Hal paling minimalis yang bisa dilakukan yaitu sebagaimana riwayat Imam Muslim, bahwasanya Utsman bin Affan RA menyebut sabda Rasulullah SAW:
"Barangsiapa yang Shalat Isya` berjama'ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barang siapa yang Shalat Subuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya." (HR. Muslim)
2. Memperbanyak Ibadah Sunnah
Memperbanyak ibadah sunnah pada 10 hari terakhir bulan Ramadan juga bisa menjadi salah satu amalan yang bisa dilakukan. Salah satu contohnya bisa dari yang ringan, yakni menjaga konsistensi shalat Tarawih yang di lakukan semata-mata untuk mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
Selain menunaikan shalat tarawih, umat Muslim juga bisa menunaikan qiyamullail sepanjang malam, membaca Al-Qur'an, berdzikir dan bertaqarrub kepada Allah subhanahu wata'ala. Dengan begitu, semoga Allah SWT memberikan pantulan cahaya-Nya kepada kita semua, mengaruniakan Lailatul Qadar kepada kita yang akan memberikan kedamaian ke dalam hati.
3. Memperbanyak Tadarus atau Membaca Al-Quran dan Tilawah
Bertadarus bertujuan untuk mendapatkan ketenangan hati bagi setiap umat muslim yang membacanya. Selain itu tadarus juga bisa dilakukan sembari menunggu waktu berbuka puasa.
Salah satu tradisi ibadah umat muslim dalam beribadah adalah mengkhatamkan Al Quran, yang sangat baik dilakukan terlebih jika bersama-sama di dalam masjid.
Allah SWT bersabda dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 185 mengenai keutamaan membaca Al-Quran pada bulan Ramadan:
"Di antara amal kebajikan yang sangat dianjurkan dilakukan di bulan Ramadan adalah tadarus Al-Quran. Tadarus Al-Quran berarti membaca, merenungkan, menelaah, dan memahami wahyu-wahyu Allah SWT yang turun pertama kali pada malam bulan Ramadan." (QS. Al Baqarah ayat 185)
4. Memperpanjang Ibadah Shalat Malam
Pada 10 malam terakhir, Rasulullah SAW tidak tidur, lambung beliau dan para sahabat amat jauh dari tempat tidur. Nabi Muhammad SAW mencontohkan umat muslim untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar.
Dalam menghidupkan malam-malam terakhir tersebut, beliau juga tidak berangkat sendirian, melainkan mengajak keluarganya. Sebagaimana penuturan Aisyah RA:
"Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
5. I'tikaf
Berdasarkan KBBI, Itikaf atau iktikaf memiliki pengertian sebagai berdiam beberapa waktu di dalam masjid, menjalankan ibadah, dan menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.
I'tikaf memiliki kekhususan tempat dan aktivitas yaitu masjid dengan aktivitas ibadah mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir, berdo'a, membaca Al-Quran, shalat sunnah, bershalawat, bertaubat, beristigfar, dan lainnya.
Waktu pelaksanaan itikaf sebagaimana dilakukan Rasulullah SAW adalah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hadits ini berasal dari Ibnu Umar RA, dia berkata:
"Adalah Rasulullah SAW dahulu menjalankan itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Bukhari, Muslim, dan Ashabus Sunan)
Demikian informasi mengenai dua doa menanti turun malam lailatul qadar beserta informasi lainnya yang penting diketahui oleh umat Muslim.