Menilik Sejarah Hari Raya Nyepi serta Tujuan dan Urutan Upacaranya

Destiara Anggita Putri
21 Maret 2023, 11:21
Sejarah Hari Raya Nyepi
ANTARA FOTO/Basri Marzuki/nym.
Ilustrasi, umat Hindu menjalankan upacara memperingati Hari Raya Nyepi.

Nyepi adalah hari besar bagi umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Hari Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dipercaya sebagai hari penyucian dewa-dewa di pusat samudra.

Nyepi sendiri berasal dari kata "sepi" yang berarti sunyi atau senyap. Berbeda dengan hari raya agama lain yang biasanya dirayakan dengan meriah, Tahun Baru Saka dirayakan dalam keheningan

Pada Hari Nyepi, umat Hindu akan berdiam di dalam rumah untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Isa Sang Hyang Widhi Wasa untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta)

Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka akan jatuh pada hari Rabu, 22 Maret 2023. Di Indonesia, Nyepi ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 Tahun 1983.

UPACARA MELASTI DI SUMATERA SELATAN
Sejarah Hari Raya Nyepi (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/YU)

 

 

 

 

 

 

Sejarah Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi berasal dari zaman India Kuno, yang digambarkan sering terjadi konflik sosial dan fisik yang berkepanjangan. 

Pada zaman itu, terdapat beberapa suku yaitu Saka (Scythia), Yueh-ci (Tiongkok), Yavana (Yunani). Malaba (Insida), dan Pahlava (Partha). Suku suku ini saling berebut wilayah-wilayah yang subur sehingga membuat mereka terus berada dalam pusaran konflik yang berkepanjangan.

Alasan mereka merebutkannya karena wilayah subur tersebut dapat menunjang kehidupan mereka dalam jangka panjang. 

Meskipun terjadi konflik berkepanjangan, namun ada kalanya terjadi masa damai atau gencatan senjata. Masa ini menimbulkan akulturasi dan sinkretisme yang berujung pada perdamaian.

Perdamaian tersebut terjadi setelah bangsa Saka menaklukkan suku-suku lainnya dn menduduki berbagai wilayah. Setelah perdamaian tercapai, bangsa Saka pun kemudian memilih tahun Saka pada 78 Masehi saat menobatkan Chasana sebagai Raja. 

Tahun pertama Saja dimulai pada 78 Masehi sementara bulan pertama tahun Saka adalah Caitra, yang bertepatan antara bulan Maret dan April.

Perjuangan bangsa Saka in menginspirasi Raja Kaniska I (127-150) yang kemudian juga turut mengadopsi sistem penanggalannya. Tidak hanya mengadipis saja, ia juga berperan dalam penggunaan tahun Saka secara luas.

Tahun baru Saka inilah yang kemudian diperingati di seluruh negeri dengan cara bertapa, brata, dan samadhi, atau dinilai sebagai Hari Raya Nyepi di Indonesia. 

Tujuan Hari Raya Nyepi

Dilansir dari makalah berjudul Mengenai Hari Raya Nyepi karya Ni Nengah Cahya Prita Sari, tujuan Hari Raya Nyepi dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:

1. Aspek Sosial Budaya

Dari aspek ini, perayaan nyepi bertujuan agar masyarakat terutama umat Hindu berintegrasi dengan bersama-sama menggiring Ida Betra dari awal sampai ke Bale Agung. Tujuan lainnya yaitu untuk meningkatkan toleransi antar umat beragama.

2. Aspek Religius

Adapun dari aspek religius, perayaan nyepi bertujuan sebagai proses penyucian diri untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin (jagadhita dan moksa). Dengan demikian, akan terbina kehidupan berlandaskan satyam (kebenaran), siwam (kesucian), sundaram (keharmonisan)

Rangkaian Upacara Memperingati Hari Raya Nyepi

Dikutip dari makalah berjudul Nilai Sosiologis dari Perayaan Ogoh-ogoh di Hari Raya Nyepi karya Mar’ie Aabda’uzal, berikut ini beberapa rangkaian upacara saat Hari Raya Nyepi, yaitu:

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement