4 Dongeng Pengantar Tidur untuk Anak yang Kaya Pesan Moral

Destiara Anggita Putri
14 September 2023, 10:45
Dongeng Pengantar Tidur
Pexels
Ilustrasi, seorang ibu membacakan dongeng pengantar tidur untuk anaknya.

Betapa sedih hati sang suami. Karena terlalu cinta, sang suami ingin selalu bersama istrinya. Ia lantas memohon kepada Tuhan agar dirinya berubah menjadi batu. Selesai memohon, tubuh si pemuda berubah menjadi batu. Sepasang batu itu berada di tepi Danau Laut Tawar.

3. Batu Menangis

Alkisah, di sebuah desa terpencil hiduplah seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita bernama Darmi. Mereka tinggal di sebuah gubuk yang terletak di ujung desa.

Darmi memang cantik, parasnya indah menawan. Namun, tingkah lakunya sangatlah tidak cantik dan sifatnya sangatlah tidak menarik.

Setiap hari Darmi selalu bersolek di kamarnya. Ia tidak pernah mau membantu ibunya sedikit pun membereskan isi rumah. Kamarnya selalu berantakan. Darmi tidak peduli akan hal itu, ia hanya peduli pada wajahnya yang cantik jelita tiada terkira haruslah selalu tampil sempurna.

Ibunya Darmi yang sudah tua, setiap hari selalu bekerja keras demi mendapatkan uang. Apapun jenis pekerjaannya, selama itu halal, akan ia kerjakan. Semua itu ia lakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan Darmi, anak semata wayangnya.

Ibunya Darmi juga kerap diperlakukan seperti pembantu. Setiap ditanya siapa yang berjalan di belakangmu, ia selalu menjawab bahwa ibunya adalah budaknya.

Mendengar hal itu terus menerus, Ibu Darmi merasa sakit hati hingga berdo'a. Secara perlahan Darmi berubah menjadi batu. Ia terus menangis dan memohon kepada ibunya. Namun, semua sudah terlambat. Kini tubuhnya berubah menjadi batu yang terus mengeluarkan air mata.

Dongeng Pengantar Tidur
Dongeng Pengantar Tidur (Tim HaiBunda)

4. Kawanan Semut dan Belalang

Di suatu hari yang panas, seekor belalang duduk di atas pohon sambil menyanyi dan meminum air dingin.

Di hadapannya terlihat kawanan semut sedang sibuk mengangkat bahan-bahan makanan dari tempat satu ke tempat yang lain.

Sambil bersantai, Belalang menyindir kawanan semut-semut itu.

Sungguh semut-semut yang aneh, di hari sepanas ini, masih saja bekerja. Lebih baik seperti aku, bersantai-santai sambil minum air dingin, berteduh di bawah rindangnya pohon. "Hai semut-semut, bergabunglah bersamaku! Bersantailah dulu sejenak!"

Salah satu dari semut itu menjawab "Kami harus mengumpulkan makanan wahai Belalang. Kalau kami tidak mengumpulkan makanan sekarang, kami akan kelaparan di musim dingin nanti. Lebih baik kamu juga mengumpulkan makananmu dibandingkan bersantai seperti itu."

"Hah, buat apa kumpulkan makanan dari sekarang. Musim dingin masih sangat lama, aku masih punya banyak waktu untuk mengumpulkan makanan. Lebih baik aku sekarang bersantai saja," ujar Belalang tanpa mengindahkan ucapan semut.

Namun, si Belalang terus menerus santai dan tidak berusaha untuk mengumpulkan makanan untuk musim dingin.

Benar saja, saat musim dingin tiba, salju tebal melapisi seluruh daerah, sehingga Belalang tidak mendapatkan satu makanan pun.

Ia menangis meratapi nasibnya yang hanya bersantai tidak mengumpulkan makanan selama musim panas.

Akibatnya sepanjang musim dingin, Belalang hidup dengan kelaparan. Sedangkan kawanan semut, berpesta pora dengan makanan yang ia kumpulkan selama musim panas.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...