Inggris Investasi Rp 7 Triliun Untuk Bantu RI Tangani Perubahan Iklim

Image title
Oleh Maesaroh
3 November 2021, 19:53
Inggris, investasi, perubahan iklim, iklim
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/hp.
Panorama tutupan hutan Gunung Kerinci (3805 mdpl) yang sebagian kawasannya telah beralih fungsi menjadi perkebunan terlihat dari Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Sabtu (1/8/2020). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mengatakan Indonesia terus mengupayakan percepatan pemulihan hutan dan lahan di tanah air agar deforestasi tidak melebihi laju rehabilitasi pada 2030.

Inggris berencana untuk menanamkan investasi hingga £350 juta (Rp 7 Triliun) selama 10 tahun untuk mendukung ambisi Indonesia dalam menangani perubahan iklim, termasuk melindungi dan memulihkan hutan serta keanekaragaman hayati.

"Inggris menyadari pentingnya dan memuji komitmen Indonesia, dan ingin bekerja sama
dengan Indonesia untuk mendukung upaya ini,"tutur pemerintah Inggris dalam siaran pers melalui Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia, Rabu (3/11).

Bantuan tersebut sudah disampaikan Menteri Inggris untuk urusan Pasifik dan Lingkungan Hidup Lord Goldsmith saat mengunjungi paviliun Indonesia di Glasgow bersama Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong.

Investasi sebesar Rp 7 triliun diharapkan bisa membantu Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

Juga, mengatasi penyebab utama deforestasi dan degradasi lahan, serta mendorong pertumbuhan rendah karbon yang tangguh.

 Investasi tersebut juga akan mendukung ambisi Indonesia agar sektor hutan dan tata guna lahan menjadi “net sink” karbon pada tahun 2030 dengan berinvestasi di hutan-hutan Indonesia.

Investasi sebesar Rp 7 triliun kepada Indonesia adalah bagian kontribusi baru Inggris sebesar £1,5 miliar (Rp 30 triliun) untuk menghentikan dan membalikkan deforestasi secara global.

"Ambisi Indonesia agar sektor hutan dan tata guna lahan menjadi “net sink” karbon pada tahun 2030 sangat signifikan secara global dan menunjukkan bahwa Indonesia memimpin dalam aksi iklim,"tutur siaran pers tersebut.

Menurut pemerintah Inggris, restorasi dan perlindungan ekosistem kritis seperti lahan gambut, hutan dan bakau diakui penting untuk mitigasi perubahan iklim.

Hutan secara global menyerap neto  7,6 miliar metrik ton CO2 per tahun – sekitar sepertiga dari CO2 global yang dilepaskan dari pembakaran bahan bakar fosil setiap tahun – menjadikannya sebagai “net sink” karbon terbesar.

Pengurangan deforestasi dan degradasi lahan akan mengurangi emisi gas rumah kaca. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...