Menteri Keuangan Yakinkan DPR Tingkat Konsumsi Makin Membaik

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan optimismenya bahwa pertumbuhan ekonomi 5,3 persen bakal tercapai tahun ini. Hal tersebut dia sampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat ketika menyerahkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016.
Bambang mengakui selama tiga bula pertama konsumsi rumah tangga masih melemah, tumbuh di bawah ekspektasi. Sehingg berimbas pada ekonomi kuartal pertama yang hanya mencapai 4,92 persen. Namun, ia yakin hal itu tidak terulang pada triwulan selanjutnya. (Baca: Menteri Bambang Optimistis Ekonomi Tumbuh Didorong Tiga Faktor).
Sebab, akan ada perbaikan pada kuartal-kuartal berikutnya. Misalnya, pada kuartal kedua, ada tiga hal yang akan membantu perbaikan ekonomi. Pertama, peningkatan konsumsi rumah tangga imbas pelaksanaan bulan Ramadhan. Kedua, investasi pemerintah untuk pembangunan infrastruktur masih tinggi. Ketiga, membaiknya ekspor karena kenaikan harga beberapa komoditas.
Konsumsi dan investasi pemerintah diperkirakan juga tetap tinggi. Realisasi belanja sudah mencapai 34 persen (Rp 712,6 triliun) yang akan berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi kuartal dua,” kata Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 6 Juni 2016.
Selain itu, perpindahan masa panen ke triwulan ketiga juga diharapkan mendorong sektor pertanian yang sebelumnya hanya tumbuh 1,69 persen, jauh lebih rendah dari periode sama tahun lalu yang mencapai 4 persen. Pemerintah yakin, tahun ini sektor pertanian bisa tumbuh 4,2 persen. (Baca: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2016 Meleset di Bawah Target).
Pada triwulan ketiga, Bambang juga optimistis konsumsi rumah tangga makin membaik didorong oleh perayaan ‘Idul Fitri. Juga didorong oleh pencairan gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Pegawai Negeri Sipil. “Ekspor impor juga kami harap kembali ke teritori positif,” ujar dia.
Sedangkan pada kuartal akhir, pemicu kenaikan pertumbuhan ekonomi akan terlihat karena empat hal. Pertama, adanya natal dan tahun baru yang berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga. Kedua, penumpukan realisasi dan penyerapan belanja pemerintah. Ketiga, kenaikan investasi imbas implementasi Paket Kebijakan Ekonomi. Keempat, perbaikan ekspor impor.
Sepanjang tahun ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5,1 persen. Sementara itu, konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga berkembang 6,2 persen, konsumsi pemerintah 6 persen, dan Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) 6,3 persen. Hanya ekspor dan impor yang dipatok tumbuh tipis menjadi 0,1 persen dan 0,4 persen. (Baca: Ditopang Tax Amnesty, Bambang Yakin Pertumbuhan Ekonomi Tercapai).
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dimungkinkan karena harga barang dan jasa terjaga. Hal itu terlihat dari terkendalinya inflasi.
Dia juga sepakat bahwa ekspor mulai ada perbaikan karena beberapa harga komoditas naik. Sementara itu, implementasi paket kebijakan ekonomi dan pelonggaran moneter -dari penurunan suku bunga acuan (BI Rate) 0,75 persen dan Giro Wajib Minimum (GWM) 1,5 persen- akan berpengaruh terhadap kenaikan inflasi.
“Konsumsi rumah tangga kami perkiraakn membaik seiring dengan terjaganya inflasi dan naiknya ekspektasi pendapatan. Implementasi paket kebijakan dan pelonggaran moneter diharapkan juga bisa meningkatkan ekspor dan investasi,” kata Agus.
Lembaga/Intansi | Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi |
Pemerintah | 5,3 persen |
Bank Indonesia | 5-5,4 persen |
Bloomberg | 5,1 persen |
IMF | 4,9 persen |
Bank Dunia | 5,1 persen |
ADB | 5,2 persen |
Konsensus | 4,9 persen per April |
Data: Kementerian Keuangan