Tips Mencegah Klaster Keluarga Saat Ada yang Tertular Covid-19
Penularan virus corona di Indonesia terus terjadi. Sementara pasien Covid-19 dengan gejala sedang sampai parah dapat di rumah sakit, orang tanpa gejala atau pasien dengan gejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri.
Keputusan ini tentunya berisiko penularan di antara anggota keluarga. Lalu, bagaimana caranya agar tidak memunculkan klaster keluarga?
Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) dan Kementerian Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) telah menyusun keputusan bersama tentang Protokol Kesehatan Keluarga pada masa pandemi Covid-19.
"Keputusan ini dibuat berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo pada September lalu," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Senin (12/10) sebagaimana disiarkan Kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Dalam protokol tersebut, Reisa menyebut ada 4 hal. Pertama, protokol kesehatan keluarga secara umum. Seperti, menjaga kebersihan, cara memakai masker dengan benar, menjaga daya tahan tubuh, hingga cara melindungi anggota keluarga yang rentan atau berisiko tinggi.
Dalam kategori berisiko tinggi itu di antaranya adalah mereka yang berusia lanjut atau memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Sebisa mungkin mereka meminimalisir kontak, terutama dengan anggota keluarga yang masih beraktivitas di luar rumah.
Kedua, protokol kesehatan ketika ada anggota keluarga yang terpapar. Jika memang memungkinkan untuk isolasi mandiri, keluarga tetap harus menghubungi fasilitas kesehatan untuk pemantauan.
Sedangkan, pasien yang dikarantina sebisa mungkin membatasi ruang geraknya di rumah dan minimalisir kontak dengan anggota keluarga lainnya. Selain itu, selalu kenakan masker, pisahkan alat makan dan kalau memingkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi terpisah dengan anggota keluarga lainnya.
Ketiga, protokol kesehatan keluarga ketika beraktivitas di luar rumah. "Nah ini penting. Cara membersihkan diri sebelum berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah. Memastikan kita tidak membawa pulang virus masuk ke dalam rumah, dari pakaian ataupun barang-barang bawaan kita," lanjut Reisa.
Keempat, protokol kesehatan di lingkungan sekitar tempat tinggal, ketika ada warga yang terpapar. Dari mulai menjaga kebersihan lingkungan sampai dengan tidak memberikan stigma negatif kepada tetangga yang terkonfirmasi positif Covid-19. "Mereka (positif) justru yang harus dibantu," katanya.
Protokol ini, menurut Reisa, dibuat untuk menekan penularan Covid-19 di lingkungan klaster keluarga yang sangat tinggi. Karena potensi tinggi penularan klaster keluarga bisa datang dari orang terdekat yang menjadi carrier atau pembawa virus. Penularan dari orang terdekat ini bisa berakibat fatal bagi anggota keluarga yang sudah lanjut usia dan memiliki penyakit penyerta.
Sebagian dari 1.299 klaster yang ditemukan Kementerian Kesehatan adalah klaster keluarga. Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo mengatakan klaster keluarga ini memang sulit dihindari. “Karena terkait dengan klaster-klaster lain, seperti klaster kantor, klaster pasar yang semuanya berpotensi bertemunya di keluarga," ujar Reisa.
Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 kembali mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Karena, kunci utama memutus mata rantai penyebaran virus corona adalah Gerakan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
Langkah itu lebih efektif mencegah penularan jika dilakukan secara kolektif. "Kalau kita sudah patuh pada protokol kesehatan, jangan lupa mengingatkan orang lain untuk patuh pada protokol kesehatan," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, beberapa waktu lalu.
Wiku menunjukkan bahwa beberapa jurnal internasional menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko penularan sebesar 35%. Sedangkan memakai masker kain dapat menurunkan risiko penularan sebesar 45%, dan masker bedah dapat menurunkan risiko penularan hingga 70%. Yang paling utama, menjaga jarak minimal 1 meter dapat menurunkan risiko penularan sampai dengan 85%.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan