DANA dari Emtek Ramaikan Persaingan Uang Elektronik Indonesia

Desy Setyowati
21 Maret 2018, 18:29
Ponsel internet
Arief Kamaludin|KATADATA

Besarnya populasi yang belum terakses perbankan di Indonesia seolah menjadi kue yang diincar banyak perusahaan financial technology (fintech). Mereka berlomba merilis layanan uang elektronik berupa dompet digital (e-wallet) ataupun kartu yang memungkinkan masyarakat bertransaksi secara nontunai.

Yang terbaru adalah DANA, platform pembayaran elektronik hasil joint venture PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) dan Ant Financial (Alipay). DANA mengusung sistem yang terintegrasi dengan aplikasi lain atau open platform.

Ide ini muncul, lantaran masyarakat mengeluhkan banyaknya aplikasi yang harus diunduh ataupun kartu yang harus disimpan di dompet. “Kalau Anda mendaftar di DANA, segala bentuk pembayaran, semua akan tersimpan dan ter-carry over di semua aplikasi (yang menjadi mitra),” ujar CEO DANA Vincen Iswara saat konferensi pers di XXI Lounge Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (21/3).

Ini memang membedakan DANA dengan fitur pembayaran online lain yang umumnya hanya dapat digunakan terbatas pada aplikasi milik masing-masing perusahaan. Misalnya, Go-Pay hanya bisa dipakai untuk memesan layanan Go-Jek. Begitu juga dengan GrabPay yang hanya dapat digunakan untuk membayar layanan Grab.

(Baca juga: Gandeng Doku, Danamon Luncurkan Dompet Digital D-Wallet)

Dengan skema open platform, pembayaran transportasi online bisa langsung dari DANA. “Namun saat ini kami baru bekerja sama dengan Uber,” kata Vincen.

Selain mengusung skema open platform, DANA juga ingin menyasar pelanggan unbanked ataupun offline. Oleh karena itu, DANA tengah mengajukan izin ke Bank Indonesia (BI) untuk menyediakan layanan kode respon cepat (Quick Response Code/QR Code) supaya bisa bermitra dengan warung konvensional menyediakan transaksi online.

Menurut CEO Provetic Iwan Setyawan, skema pembayaran seperti ini sangat diminati. Provetic  melakukan survei terhadap 662 responden secara online selama 20-27 Februari 2018. Dari survei tersebut, 76% responden menginginkan layanan pembayaran non-tunai yang bisa digunakan di banyak tempat. Lalu 61% ingin tidak ada biaya administrasi dan 59% berharap sistem keamanannya lebih baik.

“Kalau ada satu alat pembayaran bisa digunakan di semua tempat dan transaksi, orang-orang akan suka sekali,” ujar Iwan.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...