Keamanan Jadi Masalah Utama Layanan Keuangan Digital Indonesia

Miftah Ardhian
16 Mei 2017, 16:57
Keuangan Digital
Arief Kamaludin|KATADATA

Sebuah survei menunjukkan bahwa masalah keamanan masih menjadi kendala utama bagi pertumbuhan inklusi keuangan di Indonesia. Faktor keamanan dinilai sebagai masalah terbesar dibandingkan tiga hal lain.

Survei tersebut dikerjakan oleh Aksi Untuk Keuangan Inklusif Indonesia (AKSI) yang terdiri dari MicroSave Indonesia; Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI); dan Inke Maris & Associates.

Country Manager MicroSave Indonesia Grace Retnowati menjelaskan, ada empat resiko utama yang bisa menghambat penetrasi layanan keuangan digital. Pertama terkait keamanan, termasuk rendahnya kredibilitas dan kepercayaan provider dan layanan yang diberikan.

(Baca juga:  Tangkal Pembobolan, CIMB Blokir Rekening Penadah Dana Mandiri Online)

"Perlindungan nasabah sebagai sesuatu yang harus diperhatikan," ujar Grace saat konferensi pers, di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Selasa (16/5).

Faktor lain penghambat penetrasi layanan keuangan digital adalah terjadinya keterlambatan transaksi (11,3 persen), kegagalan sistem (7 persen), masalah jaringan (4,7 persen), dan penolakan oleh agen (2 persen). 

Grace pun merekomendasikan agar penyedia layanan keuangan digital untuk memperketat pengawasan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjamin keamanan saluran layanan dan meningkatkan perlindungan pelanggan.

(Baca juga:  Bertemu Bank Sentral Asia Pasifik, BI: Produktivitas Kunci Ekonomi)

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...