Anak Muda Pilih Digital, Penyebab Majalah Rolling Stone dan FHM Tutup

Michael Reily
4 Januari 2018, 19:16
Rolling Stone
Katadata
Pengumuman berhenti terbitnya majalah Rolling Stone, (1/1).

Tahun baru 2018 menandai berhenti cetaknya majalah musik Rolling Stone dan  FHM Indonesia. Sebelumnya, majalah gaya hidup lain memang harus berusaha keras untuk sekadar bertahan hidup.

Dosen Universitas Telkom Idhar Resmadi mengungkapkan, kebangkrutan sebuah media adalah masalah yang kompleks. “Majalah gaya hidup berguguran bisa jadi karena banyak alasan; iklan, internet, hingga manajemen,” kata Idhar kepada Katadata, Kamis (4/1).

Menurutnya, ongkos operasional majalah gaya hidup cukup besar. Terlebih, model bisnis franchise yang diusung oleh media gaya hidup di Indonesia seperti FHM dan Rolling Stone Indonesia. Sebab, mereka harus membayar mahal penggunaan namanya pada pemilik franchise di luar negeri.

Idhar juga menjelaskan, media gaya hidup menawarkan kebutuhan tersier bagi masyarakat sehingga target pasarnya terlalu tersegmentasi. “Persoalannya kompleks karena menyangkut juga ke budaya literasi,” tuturnya.

Ia juga menjelaskan, aktualisasi diri generasi millenials jaman sekarang terbentuk lewat sosial media, tidak lagi melalui majalah. Lewat sosial media pula, para selebritis, yang sebelumnya memerlukan publikasi lewat media cetak, kini bisa langsung menyapa penggemar mereka.

Tercermin lewat survei Nielsen Indonesia yang menyebutkan masyarakat yang membaca media cetak pun didominasi oleh orang-orang berusia 20-49 tahun dengan porsi sebanyak 73%.

Hanya 10% anak muda berusia 10-19 tahun yang mengakses media cetak sebagai sumber informasinya. Sebaliknya, sebanyak 17% anak muda memperoleh informasi lewat internet. Sehingga, generasi muda merupakan sasaran pasar di masa depan.

Meski begitu, Idhar menuturkan iklan bukan penyebab signifikan matinya bisnis media cetak majalah gaya hidup. Alasannya, media digital juga belum bisa mengandalkan iklan untuk meraup keuntungan.

Tak hanya jumlah pembaca, pengeluaran iklan untuk media cetak pun berkurang. Pada Januari-September 2017, jumlah belanja iklan media cetak Rp 21,8 triliun, berkurang 13% dibanding periode yang sama pada 2013 yakni Rp 25 triliun.

Halaman:
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...