Profil Megawati, Wanita Paling Berpengaruh dalam Politik Indonesia

Dzulfiqar Fathur Rahman
12 Januari 2023, 17:15
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin (ketiga kiri) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tiba dalam HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). HUT ke-50 tahun PDI Perjuangan bertema
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin (ketiga kiri) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tiba dalam HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).

Keputusan Ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri terkait calon presiden 2024 ditunggu banyak pihak. Sebagai partai penguasa saat ini, siapapun sosok pilihan Megawati akan berpengaruh besar dalam percaturan politik Indonesia. 

Saat berpidato di HUT ke-50 PDIP, Megawati belum menyebut satu nama khusus. Ia justru banyak membahas soal peran perempuan dalam politik. 

“Kok saiki nungguin (kok sekarang menunggu). Nggak ada. Urusan gue,” kata Megawati dalam siaran video pidatonya di Jakarta Pusat pada Selasa (10/01/2023).

Ketua umum PDIP ini menambahkan bahwa dia memiliki hak prerogatif untuk menentukan calon presiden. Kendati tidak menduduki jabatan eksekutif di pemerintahan Joko Widodo, pengaruh Megawati memang masih sangat terasa. Putri Presiden Soekarno itu memiliki rekam jejak panjang dalam politik Indonesia terutama sejak era 1990-an. 

 (Baca: Sejarah Pencalonan Presiden oleh PDIP: dari Megawati hingga Jokowi)

Jauh sebelum duduk di tampuk kekuasaan PDIP, Megawati mengawali karier politiknya lewat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Dia bergabung ke GMNI ketika sedang menempuh studi Ilmu Pertanian di Universitas Padjajaran di Bandung, Jawa Barat, antara 1965 dan 1967.

GMNI merupakan organisasi mahasiswa ekstrakampus yang berafiliasi dengan partai yang dibentuk dan dipimpin Presiden Soekarno, yaitu Partai Nasionalis Indonesia (PNI). Ini karena kedekatan ideologi antara GMNI dan ayah Megawati itu. Organisasi itu menulis bahwa “asas GMNI adalah marhaenisme ajaran Bung Karno.”

Megawati bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 1986. PDI adalah hasil merger dari PNI, Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik.

Bergabung ke PDI memungkinkan Megawati untuk terpilih menjadi anggota DPR pada 1987 mewakili Jawa Tengah. Ini menjadi jabatan publik pertama yang diperoleh oleh Megawati. Dia menjabat sebagai anggota DPR hingga 1997.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...