Mengenal Alopecia Areata, Penyebab Rambut Rontok Akibat Autoimun
Salah satu penyebab rambut rontok adalah penyakit autoimun. Jenis kerontokan ini disebut dengan alopecia areata. Pada jenis kerontokan rambut ini, tubuh diserang oleh sistem imun yang lemah. Sistem imun tersebut menyerang dan merusak folikel rambut, sehingga menyebabkan kerontokan dan kebotakan.
Jenis kerontokan rambut ini biasa dialami oleh pria atau wanita. Umumnya, alopecia areata terjadi sebelum penderitanya berusia 30 tahun. Kondisi ini paling sering memengaruhi rambut yang ada di kulit kepala.
Saat penderita alopecia areata mulai merasakan gejala, bagian tubuh folikel rambut, yang merupakan tempat tumbuhnya rambut secara perlahan menjadi mengecil lalu berhenti memproduksi rambut. Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya kerontokan dan kebotakan. Kondisi ini bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba.
Penyebab Alopecia Areata
Kemunculan alopecia areata disebabkan oleh sistem imun yang menyerang folikel rambut (penyakit autoimun). Kondisi ini menyebabkan keluarnya sitokin proinflamasi dan kemokin. Hal inilah yang kemudian menyebabkan terhentinya produksi rambut. Akibatnya, rambut menjadi rontok dan akhirnya menjadi botak.
Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti mengapa sistem imun menyerang dan merusak folikel rambut. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi virus, trauma, perubahan hormon, serta stres fisik atau psikis.
Risiko yang Harus Dihadapi Penderita Alopecia Areata
Meskipun belum ada data past mengenai penyebab penyakit kerontokan rambut ini, namun da beberapa faktor dan kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena alopecia areata, yaitu:
- Memiliki orang tua atau keluarga dekat yang menderita alopecia areata atau penyakit autoimun lain.
- Menderita gangguan kromosom, seperti down syndrome.
- Menderita kekurangan vitamin D, asma, dermatitis atopik, SLE (systemic lupus erythematosus), vitiligo, atau penyakit tiroid, seperti penyakit Hashimoto dan penyakit graves.
Gejala Alopecia Areata
Penyakit autoimun yang berdampak pada kerontokan rambut ini dapat terjadi pada masyarakat di segala usia. Akan tetapi, lebih sering terjadi ketika penderitanya berusia kanak-kanak, remaja, atau dewasa muda.
Kondisi ini dapat membuat kebotakan atau kerontokan rambut di beberapa bagian tubuh, seperti di kulit kepala, alis, bulu mata, bulu hidung, ketiak, kemaluan, kumis, atau janggut.
Ketika seseorang mengalami alopecia areata, tanda utama yang ditemukan adalah kerontokan atau kebotakan yang tidak disertai rasa sakit. Seperti kondisi penyakit autoimun lainnya, kebotakan dan kerontokan yang dialami oleh penderita alopecia areata bisa bersifat kambuhan atau flare. Selain itu, ada beberapa tanda lain yang bisa terjadi saat seseorang mengalami alopecia areata, yaitu:
Kebotakan berpola bulat atau seperti pitak yang muncul di satu atau beberapa tempat yang tadinya ditumbuhi rambut. Kebotakan terjadi pada bagian bawah, samping, atau melingkari belakang kepala (ophiasis alopecia).
Rambut yang tumbuh kembali umumnya memiliki tipe yang berbeda dengan rambut sebelumnya, misalnya dari yang sebelumnya lurus kemudian setelah botak, rambut yang tumbuh menjadi keriting
Tidak hanya menimbulkan bentuk botak pitak pada bagian kulit kepala, alopecia juga memiliki tipe lain, yaitu jika kebotakan terjadi satu area secara menyeluruh, maka kondisi ini disebut juga alopecia areata totalis. Sedangkan jika terjadi pada semua area tubuh yang berambut, maka kondisinya disebut alopecia areata universalis.
Umumnya, rambut yang rontok pada penderita alopecia areata bisa tumbuh kembali dengan sendirinya. Namun, pada sebagian penderita alopecia areata, kebotakan bisa menjadi permanen. Ini berarti rambut tidak tumbuh kembali.
Tidak hanya menyerang bagian rambut, kuku penderita alopecia areata juga sering mengalami perubahan, antara lain kuku tampak kemerahan, berlekuk, atau menjadi terasa kasar dan tipis, sehingga mudah terbelah.
Pengobatan Alopecia Areata
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan alopecia areata. Namun, penanganan akan dilakukan untuk meredakan keluhan, mencegah kambuhnya keluhan, serta membantu penderita beradaptasi dan menerima kondisinya.
Obat-obatan
Dikutip dari Alodokter.com, ditemukan beberapa kasus, rambut yang rontok dan kebotakan yang dialami penderita alopecia areata bisa pulih dengan sendirinya. Dokter mungkin akan memberikan obat untuk merangsang pertumbuhan rambut. Obat-obatan yang mungkin akan diberikan adalah:
Minoxidil
Obat ini digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut. Bentuk sediaan minoxidil yang biasa digunakan untuk mengatasi kebotakan akibat alopecia areata adalah topikal atau oles. Pertumbuhan rambut baru dapat dilihat tiga bulan setelah pemakaian obat ini.
Kortikosteroid
Obat golongan kortikosteroid digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Obat ini tersedia dalam bentuk obat suntik, oles, dan tablet. Obat suntik biasanya diberikan bagi pasien dewasa, sementara obat oles biasanya diberikan bagi pasien anak-anak. Sedangkan, kortikosteroid tablet dikonsumsi oleh penderita kebotakan yang luas.
Anthralin
Obat ini digunakan untuk mengobati kulit kepala yang mengalami kebotakan. Setelah dioleskan dan didiamkan sesuai anjuran dokter, anthralin harus dicuci sampai bersih agar kulit tidak mengalami iritasi.
Diphencyprone (DPCP)
Diphencyprone adalah obat yang digunakan untuk mengalihkan sistem imun agar tidak menyerang folikel rambut. Obat ini dioleskan pada area kulit yang botal. Salah satu tanda mulai bekerjanya obat ini adalah dengan munculnya dermatitis kontak.
Solusi Penanganan Mandiri Alopecia Areata
Meski tidak berbahaya, terkadang alopecia areata dapat mengakibatkan ketidaknyamanan akibat kebotakan yang dialami. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidaknyaman yang dirasakan:
- Menggunakan rambut palsu, topi, dan mengoleskan krim tabir surya pada bagian yang botak, untuk melindungi kulit dari sinar matahari.
- Mencukur rambut kepala, kumis, atau jenggot agar kebotakan terlihat merata.
- Menggunaan kacamata atau bulu mata palsu, untuk melindungi mata dari debu jika menderita kebotakan pada alis dan bulu mata.