Tradisi Minum Teh Poci yang Bermula di Kota Tegal

Image title
19 Agustus 2021, 15:07
teh, teh hijau, manfaat teh hijau, teh poci, teh manis, teh botol sosro, kebun teh, teh botol, daun teh, tanaman teh, teh chamomile, perkebunan teh, teh panas, manfaat teh, teh hangat, teh gelas, teh indonesia, teh celup, kebun teh wonosari, teh hitam, te
indonesia.go.id
Tradisi minum teh menggunakan poci atau ketel dari tembikar melahirkan istilah Teh Poci yang bermula di Kota Tegal

Teh merupakan salah satu komoditas yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2019, produksi teh di Indonesia mencapai 129.832 ton, sementara untuk 2020, angka sementara produksi teh mencapai 128.016 ton.

Teh adalah minuman aromatik yang berasal dari tanaman Camellia sinensis dan merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Teh hitam dan teh hijau menjadi jenis teh yang paling populer.

Advertisement

Berdasarkan data Allied Market Research, pangsa pasar teh global bernilai US$ 55.144 juta pada 2019 dan diproyeksikan mencapai US$ 68.950 juta pada 2027. Teh hitam merupakan teh yang menghasilkan nilai tertinggi pada tahun 2018 dan diperkirakan akan tetap dominan.

Perkembangan industri pengolahan teh tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Slawi memiliki beberapa pabrik teh yang besar dan menjadi salah satu sumber ekonomi bagi warga di wilayah Slawi dan sekitarnya.

Sejarah Teh di Indonesia

Berdasarkan buku The Magic of Tea: Sejuta Khasiat dan Kisah di Balik Secangkir Teh yang ditulis oleh HP Melati, teh berasal dari Tiongkok dan mulai disebarkan di Belanda pada 1610. Melalui jalur sutra yang melewati Rusia, Belanda turut merasakan kenikmatan teh dan mengenalkannya di Eropa melalui The Dutch East India Company.

Teh mula masuk Indonesia pada akhir abad ke-17, Gubernur jenderal Hindia Belanda bernama Camphyus mulai menanam teh di halam rumahnya di Batavia. Setelah itu, koloni Belanda menjadikan teh sebagai salah satu tanaman wajib dalam cultuurstelsel atau tanam paksa.

Hingga kini, dari data Kementerian Perindustrian, terdapat 104.420 ha lahan kebun teh pada tahun 2018.

Asal Mula Teh Poci Tegal

Menurut skripsi yang ditulis oleh Yuanita Tanuwijaya dari Universitas Indonesia yang berjudul Upacara Minum Teh Sebagai Bagian Kebudayaan Masyarakat Cina, tradisi pembuatan poci untuk teh dimulai sejak Dinasti Song dan mencapai puncak kejayaan pada pemerintahan Dinasti Ming yaitu sekitar tahun 1506-1521 SM ketika hasil karya seni poci sangat diminati oleh keluarga kekaisaran.

Di Indonesia, umumnya poci untuk teh dibuat dari tanah liat (clay). Bahan ini menghasilkan produk yang cukup keras sehingga tidak mudah pecah. Dalam artikel yang ditulis oleh Prof. Dr. Yuli Witono berjudul Indonesian Tea Story, poci adalah pot atau ketel khusus yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Teh yang disajikan di poci lebih dingin dan mengandung rasa segar alami.

Tradisi minum teh menggunakan poci telah lama berkembang di Kota Tegal. Menurut antropolog Pande Made Kutanegara dari Universitas Gadjah Mada, diperkirakan kegiatan minum teh telah menjadi kebiasaan masyarakat Tegal sebelum abad ke-17. Budaya minum teh ini berasal dari tradisi Tiongkok. Sebelum ada tanaman teh di Indonesia, teh yang dikonsumsi di Tegal didatangkan langsung dari negeri Tiongkok.

Sayangnya, sejauh ini beberapa sumber masih belum menjelaskan secara akurat mengenai kebiasaan minum teh tersebut. Sumber lain dari penulis Yingyai Shenglan dalam buku Ma Huan menjelaskan perjalanan Cheng Ho di abad ke-15 yang mencatat kebiasaan orang Jawa menerima tamu. Menurutnya, orang Jawa menjamu tamunya bukan dengan minum teh, melainkan hanya dengan mengunyah buah pinang.

Walaupun demikian, tradisi minum teh di Tegal sudah menjadi kebiasaan turun-temurun yang masih dilestarikan hingga saat ini. Area kebun teh di Tegal tidak terlalu besar dibandingkan di daerah-daerah lain seperti Pekalongan, Pemalang, atau Batang.

Melansir dari artikel Industri Teh Poci: Pelestarian Olahan Teh dan Dampaknya Terhadap Masyarakat Slawi oleh Arfan Habibi, Slawi merupakan sebuah kota cikal bakal produsen teh di Tegal. Di kota inilah, teh Tong Tji lahir pada tahun 1938. Kemudian diikuti oleh Teh Sosro dari keluarga Sosrodjojo yang merintis usaha Teh Wangi Melati pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Slawi. Teh ini diperkenalkan pertama kali dengan merk Cap Botol.

Pada tahun 1974 merek teh Cap Botol berubah menjadi Teh Botol Sosro dengan kemasan seperti sekarang ini. Dari pendirian usaha Teh Botol Sosro, industri teh daerah Slawi berkembang hingga muncul beberapa merk besar seperti Teh Gopek, Teh 2 Tang, dan Teh Poci sehingga industri teh menjadi ikon Kota Tegal.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement