Utang Bakrie & Brothers Menggunung, 2021 Restrukturisasi Rp 10 T

Image title
17 Desember 2020, 16:07
bakrie, grup bakrie, bakrie & brothers, saham, pasar modal, utang bakrie, restrukturisasi utang bakrie, kinerja grup bakrie, bakrie group, saham bakrie
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Logo Bakrie & Brothers di Jakarta Pusat (26/7).

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mencatatkan utang hingga triwulan III 2020 senilai Rp 10,18 triliun, yang merupakan utang jangka pendek. Saat ini perusahaan tengah memproses restrukturisasi utang senilai Rp 10 triliun yang ditargetkan selesai tahun depan agar memperbaiki pembukuan perusahaan.

"Restrukturisasi yang belum terjadi pada 2020 kemungkinan bisa dituntaskan pada 2021. Sehingga bisa membuat pembukuan kami semakin bagus dan semakin ringan," kata Direktur Utama Bakrie & Brothers Anindya Novyan Bakrie dalam paparan publik, Kamis (17/12).

Advertisement

Nilai utang tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun tahun lalu Rp 8,79 triliun. Kenaikan utang tersebut, salah satunya disebabkan oleh selisih kurs yang membesar karena mayoritas utang Bakrie & Brothers dalam denominasi dolar Amerika Serikat.

Berdasarkan catatan Bakrie & Brothers, total utang dalam denominasi mata uang asing per September 2020, mencapai US$ 669 juta atau sekitar Rp 9,45 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.134 per US$. Sementara, utang perusahaan dengan denominasi rupiah totalnya Rp 254 miliar.

"Utang dolar kami memang lebih tinggi dari pada utang rupiah. Ini yang menyebabkan efek selisih kurs ini sangat besar sekali," kata Chief Financial & Investment Officer Bakrie & Brothers Roy Hendrajanto M. Sakti.

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN PT BAKRIE & BROTHERS
PAPARAN PUBLIK TAHUNAN PT BAKRIE & BROTHERS (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.)

Roy mengatakan total utang perusahaan senilai Rp 10,18 triliun mayoritas berasal dari dua kreditur besar. Sekitar Rp 8 triliun merupakan utang kepada Glencore International AG. Utang ini akan menjadi fokus Bakrie & Brothers dalam melakukan restrukturisasi tahun depan.

Saat ini sudah ada kesepakatan antara perusahaan dengan Glencore untuk melakukan restrukturisasi dengan cara penerbitan nonpreemptive rights (NPR) atau konversi utang menjadi ekuitas. NPR tersebut sudah dilakukan sejak 2019 lalu, sehingga saat ini hanya tinggal menunggu eksekusi penandatanganan dari settlement utang tersebut.

"Jadi di buku kami sudah diterbitkan obligasi wajib konversi yang nanti akan digunakan untuk membayar utang Glencore sejumlah Rp 8 triliun," kata Roy menambahkan.

Selain Glencore, Bakrie & Brothers juga memiliki kewajiban yang harus dibayar kepada Eurofa Capital Investment Inc sekitar Rp 1,5 triliun. "Saat ini perusahaan sedang melakukan negosiasi intensif untuk restrukturisasi terhadap Eurofa tersebut," ujar Roy.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement