Optimisme Selimuti Pasar Saham 2021

Image title
29 Desember 2020, 18:08
ihsg, proyeksi ihsg, proyeksi ihsg 2021, proyeksi saham, proyeksi saham 2021, saham, pasar modal, bursa efek, ihsg 2021, indeks saham, bursa saham, ihsg tahun depan, prediksi ihsg, prediksi saham 2021
Arief Kamaludin|KATADATA
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kegiatan perdagangan saham pada 2020 segera berakhir, seiring pergantian tahun yang tinggal hitungan hari. Tahun ini, pelaku pasar seperti sedang menaiki roller coaster karena indeks harga saham gabungan (IHSG) kerap naik atau turun secara signifikan.

Seperti yang dialami pada perdagangan 24 Maret 2020, indeks ditutup pada level 3.937 yang menjadi level terendah sepanjang tahun ini sejauh berita ini ditulis. Jika dibandingkan penutupan akhir 2019 lalu, IHSG turun 33,71% hanya dalam tempo 3 bulan saja.

Meski begitu, secara bertahap IHSG mulai kembali menguat. Pada perdagangan 21 Desember 2020 IHSG ditutup pada level 6.165, level tertinggi 2020 sejauh berita ini ditulis. Level tersebut, menjadikan IHSG tercatat menguat 3,8% dibandingkan dengan penutupan akhir tahun lalu.

Naik-turunnya indeks sepanjang tahun ini banyak dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara, menyebabkan kegiatan terbatas dan ekonomi berguguran. Pandemi memang belum berakhir, tapi beberapa analis menilai optimis pada pasar saham 2021.

PT Mandiri Sekuritas memproyeksi IHSG pada 2021 mampu menembus level 6.850 secara konservatif. proyeksi level tersebut berdasarkan pertimbangan pertumbuhan laba per saham (earnings per share/EPS) yang mampu tumbuh 30% pada tahun depan.

Bukan tidak mungkin, IHSG bisa menembus level yang lebih tinggi, dengan asumsi pertumbuhan EPS mencapai 40%. "Kalau untuk upside skenario, indeks target di kisaran 7.300," kata Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer pada Selasa (22/12).

Salah satu pendorong bertumbuhnya indeks pasar modal dalam negeri, yaitu ketepatan waktu distribusi vaksin Covid-19. Menurutnya, jika distribusi vaksin bisa dipercepat dari jadwal, bisa memberikan kepastian pemulihan ekonomi dalam negeri kepada investor.

Apalagi, pasar modal Indonesia saat ini mulai dikuasai oleh investor domestik. Tren ini diprediksi terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya, dimana sudah dimulai sejak pertengahan tahun ini. Tren tersebut, menggeser peran investor asing karena likuiditas di pasar keuangan berlimpah di masyarakat.

"Partisipasi domestik itu naik signifikan sekali, jadi suatu yang sangat baik karena likuiditas. Akhirnya, pasar saham Indonesia tidak bergantung oleh asing lagi," kata Adrian.

Ada beberapa sektor yang menjadi pilihan sekuritas anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tersebut untuk 2021. Seperti sektor yang berhubungan dengan domestic siclical recovery yaitu infrastruktur, perbankan, properti, dan ritel. Selain itu, saham kategori sektor defensif adalah telekomunikasi dan farmasi.

Konsultan keuangan Kanaka Hita Solvera memprediksi IHSG di 2021 bisa bergerak lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pergerakan indeks pada 2020. Analis Penyelia Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial memperkirakan  IHSG bergerak pada rentang level antara 6.400 sampai 6.600.

Ada beberapa sentimen yang bisa mempengaruhi laju IHSG sepanjang tahun depan, seperti kemenangan Joe Biden dalam pemilu Presiden Amerika Serikat. Kemenangan ini menguntungkan negara berkembang, termasuk Indonesia, ketimbang AS sendiri.

"Biden, less volatility, clear foreign policy, dan trigger massive capital inflows ke saham dan obligasi Indonesia yang sudah lama, 5 tahun under-owned," kata Janson kepada Katadata.co.id.

Sentimen dari dalam negeri yaitu pengesahan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. UU ini dinilai berefek luar biasa ke ekonomi, khususnya sektor manufaktur yang membuat investasi langsung oleh asing semakin meningkat.

Apalagi, di dalam omnibus law tersebut adanya reformasi pajak berupa penurunan pajak korporasi menjadi 20% di 2022. Hal tersebut akan membuat Indonesia menjadi lebih kompetitif dibanding negara Asia Tenggara lainnya.

Menurutnya, sektor konsumer menjadi salah satu yang perlu diperhatikan oleh investor pasar saham. Sektor ini bisa memberikan pertumbuhan positif terhadap laba perusahaan yang dibagi per lembar saham alias Earning Per Share (EPS) pada 2020.

Beberapa saham di sektor konsumer yang bisa menjadi pertimbangan di antaranya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga Rp 13.000 per saham. Lalu, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan target Rp 9.300 per saham. Termasuk saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan target Rp 1.850 per saham.

Sektor lain yang patut diperhatikan adalah perusahaan yang bergerak pada tambang nikel. Pasalnya, kendaraan listrik bisa meledak secara global, salah satunya karena Presiden Terpilih AS Joe Biden mengedepankan energi bersih. Untuk itu saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) bisa diperhatikan dengan target harga Rp 5.100 per saham.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...