Saham BRI Syariah Paling Menguntungkan Tahun 2020, Naik Hampir 600%
Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang 2020 memang mengalami penurunan 5,09% ke level 5.979 di tengah pandemi Covid-19. Namun, ada beberapa saham yang mampu membukukan keuntungan sepanjang 2020, bahkan nyaris 600%.
Katadata.co.id merangkum saham-saham yang paling cuan atau menguntungkan dan yang paling rugi sepanjang 2020 berdasarkan data dari RTI Infokom. Namun, daftar saham-saham tersebut, tidak memasukkan perusahaan yang baru melantai di Bursa sepanjang tahun ini.
Saham paling cuan sepanjang 2020 adalah PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS). Saham anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini mampu naik hingga 581,82% sepanjang 2020. Pada perdagangan terakhir di 2020 sahamnya berada di level harga Rp 2.250 per saham.
Sepak terjang naiknya saham BRIS sebenarnya baru dimulai sekitar awal Juli 2020. Pada 1 Juli 2020, harga saham BRIS masih bertengger di Rp 306 per saham. Puncaknya, saham ini sempat ada di harga Rp 2.410 per saham pada 21 Desember 2020, dengan penguatan hingga 630,3% sejak awal tahun.
Kenaikan harga saham BRIS yang gila-gilaan ini dipengaruhi rencana pemerintah menggabungkan bank syariah berstatus badan usaha milik negara yang ditargetkan efektif pada 1 Februari 2021. Dalam rencana tersebut, BRISyariah bakal menjadi perusahaan penerima penggabungan.
Saham lain yang masuk daftar paling menguntungkan, masih dari anak usaha BRI yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO). Sepanjang 2020, saham ini mampu naik hingga 422,73% menyentuh harga Rp 1.035 per saham pada penutupan perdagangan akhir tahun.
Sama seperti BRIS, harga saham AGRO mulai menunjukkan peningkatan sejak awal Juli 2020, dimana saat itu harganya hanya Rp 123 per saham. Namun, kenaikan paling signifikan justru terjadi pada akhir November 2020, dimana pada tanggal 26 harganya sebenarnya masih Rp 460 per saham.
Kenaikan harga saham AGRO ini dipengaruhi langkah induknya, BRI, yang membuka peluang mentransformasi BRI Agro menjadi bank digital. Hal itu terbukti, pada perayaan ulang tahunnya yang ke-31 pada akhir September 2020, BRI Agro meluncurkan produk tiga produk digital.
Saham yang juga mendatangkan keuntungan besar sepanjang 2020, berasal dari industri farmasi. Seperti harga saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) yang sepanjang 2020 mampu menguat hingga 392,42% menyentuh harga Rp 975 per saham pada penutupan perdagangan 2020.
Saham sektor farmasi lainnya yang juga mampu mendatangkan keuntungan adalah PT Indofarma Tbk (INAF). Pasalnya sepanjang 2020, harga sahamnya mampu meroket hingga 363,22% menjadi Rp 4.030 per saham pada penutupan perdagangan 2020.
Sementara, saham-saham yang paling membuat investor pasar saham merugi adalah saham PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA). Sepanjang 2020, harga saham perusahaan manufaktur ini merosot hingga 97,37% menjadi Rp 55 per saham pada perdagangan terakhir tahun ini.
Penurunan harga saham ARKA mulai terjadi pada pertengahan tahun. Pada perdagangan 2 Juni 2020, harga saham ARKA sebenarnya masih Rp 1.210 per saham, namun pada perdagangan 30 Juli 2020 sudah tergelincir menjadi Rp 288 per saham.
Saham lainnya yang tercatat turun signifikan sepanjang 2020 adalah PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY). Dalam setahun, harga saham ENVY melorot hingga 94,44% dan membuatnya menjadi jajaran saham gocap alias di harga terendah yaitu Rp 50 per saham.
Saham PT Menteng Heritage Realty Tbk (HRME) juga menjadi salah satu yang turun drastis. Sepanjang 2020 ini, harganya tercatat turun hingga 93,95% menjadi Rp 52 per saham, nyaris mencapai titik terendah harga saham.
Performa Saham Indeks LQ45
Saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45, biasa menjadi acuan berbagai kalangan investor untuk menjadi pertimbangan portofolionya. Lalu, saham apa yang paling menguntungkan sepanjang 2020 di antara 45 saham yang ada di dalam daftar indeks ini?
Jawabannya adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Sepanjang 2020 ini, saham perusahaan milik pemerintah ini mampu naik hingga 130,36% menjadi Rp 1.935 per saham. Kenaikan harga saham ini dimulai sejak awal Oktober 2020, dimana pada tanggal 1 sebenarnya masih senilai Rp 735 per saham.
Kenaikan harga saham Antam ini terkait erat dengan pembentukan holding BUMN untuk menggarap industri baterai di dalam negeri sebagai upaya transformasi menjadi energi bersih. Salah satu bahan dasar baterai adalah nikel, dimana Antam juga menambang nikel.
Alasan yang sama juga berlaku pada kenaikan harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang juga memproduksi nikel. Saham Vale yang masuk dalam LQ45 ini, sepanjang 2020 mengalami kenaikan hingga 40,11% menjadi Rp 5.100 per saham.
Saham yang juga ada pada jajaran LQ45 dan mampu mendatangkan keuntungan besar adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Harga saham perusahaan tambang ini mampu meroket hingga 127,1% sepanjang tahun ini menjadi Rp 2.430 per saham.
Investasi pada saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) sepanjang tahun ini, juga terbukti mampu mendatangkan keuntungan. Pasalnya, sepanjang 2020 ini, saham SCMA mampu meroket hingga 62,41% menjadi di harga Rp 2.290 per saham.