BEI Ingatkan Bahaya Aksi Pamer Saham Para Pesohor hingga Anak Presiden

Image title
5 Januari 2021, 16:32
saham, pasar modal, bursa efek indonesia, bursa saham, bursa, bei, raffi ahmad, ari lasso, raffi ahmad main saham, ari lasso main saham, raffi ahmad endorse saham mcas, mcas, yusuf mansur, kaesang, jokowi, investor ritel, mansurmology, lassomology, jokowi
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta, Jumat (13/11/2020).

Beberapa waktu terakhir, banyak pesohor Tanah Air yang membahas investasi di pasar saham. Bahkan, tak jarang mereka memberikan rekomendasi saham melalui media sosialnya. Rekomendasi dari pesohor ini, tampaknya mampu mempengaruhi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.

Sebut saja Ustaz Yusuf Mansur yang disematkan istilah mansurmology karena kerap memberikan wejangan soal saham lewat akun Instagramnya. Beberapa saham pernah mendapat perhatian seperti PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), dan saham-saham BUMN Karya.

Anak ketiga Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep juga termasuk pesohor yang rajin membicarakan soal investasi di pasar saham melalui Twitter. Saham-saham andalan Kaesang seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

Terbaru, pesohor yang berbicara soal investasi saham adalah dari kalangan artis, Raffi Ahmad dan Ari Lasso. Melalui akun Instagramnya masing-masing, mereka merekomendasikan saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS). Benar saja, saham ini pun sempat naik 9,5% menyentuh harga Rp 4.600 per saham pada perdagangan Selasa (5/1).

Melihat fenomena pesohor yang kerap berbicara soal investasi saham ke publik, ternyata mendapatkan perhatian khusus dari Bursa Efek Indonesia. Pihak Bursa secara terbuka menyambut positif keberadaan mereka, namun Bursa berencana mengajak diskusi pesohor-pesohor tersebut .

"Kami menyambut positif influencer seperti mereka, namun juga perlu mengingatkan mereka akan tanggung jawab moral mereka untuk para followers-nya," kata Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo kepada awak media, Selasa (5/1).

Laksono mengatakan BEI juga perlu mengingatkan para pesohor tersebut mengenai adanya kemungkinan tuntutan hukum dari para pengikutnya di media sosial, bila ada pihak yang dikecewakan. Bursa pun mengajak pesohor itu untuk ikut Sekolah Pasar Modal.

Analis Penyelia Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan fenomena seperti yang terjadi saat ini cukup berbahaya. Apalagi ini terjadi di tengah partisipasi investor ritel domestik di pasar saham Indonesia yang sedang  meningkat. Investor dinilai sangat antusias mengikuti saran selebritas atau tokoh masyarakat yang memiliki kepentingan.

"Yang akan dirugikan adalah ritel investor yang masih sangat awam dan pertama kali terjun di capital market. Minimal, para ritel investor tersebut melek edukasi keuangan perusahaan dulu lah," kata Janson kepada Katadata.co.id.

Hal ini bisa berbahaya karena investor ritel bisa saja tidak melakukan due diligence terhadap laporan keuangan emiten tersebut ataupun melakukan analisis SWOT terhadap bisnis emiten tersebut. Ia pun kurang suka dengan saham-saham kasta kedua meski memiliki fundamental yang bagus tapi produknya di-endorse oleh selebritas.

"Sangat berbahaya tanpa melakukan due diligence tersebut, apalagi sekarang lagi marak saham-saham yang produknya di-endorse oleh selebritas," kata Janson.

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan pesohor secara langsung bisa mempengaruhi psikologi para investor ritel di pasar saham. Menurutnya, langkah tersebut positif untuk mendongkrak minat investor baru masuk pasar modal.

"Apalagi orang awam yang belum paham terkait saham, lalu mengatakan saham itu haram. Nah, dengan adanya tokoh yang dikenal paham agama, akan menghilang persepsi tersebut," kata Sukarno kepada Katadata.co.id.

Meski begitu, ada risiko besar dalam melakukan investasi di saham yang menarik minat pesohor tersebut. Dengan memanfaatkan popularitasnya dan membuat investor ritel ikut membeli saham yang sama, bisa saja pesohor itu melakukan penjualan untuk mengambil keuntungan. "Dikomporin terus saham biar peminatnya banyak," katanya.

Dia pun mengingatkan para investor ritel tetap harus melihat kondisi fundamental dan prospek saham tersebut. Jika tetap ingin masuk ke saham tersebut, investor bisa menerapkan strategi trading harian, bukan untuk melakukan investasi jangka panjang.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...